REPUBLIKA.CO.ID, SOLO---Dari hasil pemeriksaan kesehatan, empat sopir bus di Kota Solo dinyatakan tidak layak mengemudi angkutan Lebaran. Keempat sopir bus tersebut dilarang mengemudi bus lantaran dinyatakan memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi tingkat berat.
Demikian diterangkan Koordinator Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Wahyu Indianto, kepada wartawan di Balaikota Solo, Senin (6/9). Pemeriksaan kesehatan tersebut dilakukan terhadap 50 sopir bus di Terminal Tirtonadi pada Sabtu (4/9). “Dalam pemeriksaan Sabtu kemarin, semua sopir yang dites dinyatakan bebas alkohol dan narkoba, tetapi empat sopir dinyatakan tidak layak karena memiliki hipertensi berat,“ ujarnya.
Keempat sopir tersebut, ujar Wahyu, akan diistirahatkan sementara setelah mendapatkan pengobatan dari petugas. Dalam pemeriksaan tersebut, hanya terdapat 21 sopir yang memiliki tensi darah normal. Sedangkan 18 sopir mengalami hipertensi ringan dan tujuh sopir dinyatakan memiliki hipertensi sedang. “Yang memiliki hipertensi sedang, kita suruh istirahat dahulu dan dikasih obat tetapi tetap dapat mengemudi, “ ujarnya.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Upaya Kesehatan DKK Kota Solo, Setyowati pemeriksaan kesehatan terhadap para sopir tersebut untuk menghindari kelalaian sehingga dapat menghindari kecelakaan. “Kita memastikan kondisi kesehatan para sopir dalam keadaan prima untuk menjalankan tugasnya mengantar pemudik hingga kota tujuan masing-masing,” ujar Setyowati ketika ditemui sebelumnya. Pemeriksaan kesehatan tersebut merupakan kegiatan dari tim gabungan Kementrian Kesehatan (Kemenkes), Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, dan pihak kepolisian setempat.
Selain melalui pengecekan tekanan darah, air seni (urine) para sopir juga diperiksa. Setyowati mengatakan pengecekan urine tersebut untuk mengetahui antara lain kandungan zat amphetamine (psikotropika), metampetamin (psikotropika), THC (ganja), COC (kokain), opiat (putaw) dan benzo (obat penenang). “Jangan sampai akibat kondisi tersebut (mengkonsumsi Narkoba, minuman keras atau alkohol) membahayakan keselamatan para penumpangnya,” kata Setyowati.