REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Anda tentu sering mendengar kata tutut. Di Sukabumi, Jabar, tutut tak hanya bermakna nama orang tapi juga berarti sejenis keong sawah berukuran kecil. Binatang ini justru menjadi salah satu menu favorit warga di Kota Sukabumi sebagai hidangan pelengkap berbuka puasa selama bulan Ramadhan.
Seperti yang terlihat pada kedai "d'tutut syuruduth" di tempat Wisata Kuliner Selamat, Kota Sukabumi, pengunjungnya banyak yang memesan jenis makanan tersebut. Menurut Siti, kasir Wisata Kuliner Selamat, hampir semua pengunjung yang berbuka di tempat tersebut memasukkan tutut sebagai salah satu menu mereka. "Walaupun pesan menu yang lain, tutut pasti ada," ujarnya, Senin (16/8).
Yosep pemilik kedai "d' tutut syuruduth" mengaku semenjak bulan Ramadhan penghasilannya naik hampir dua kali lipat. Sehari ia bisa menghabiskan hampir 500 kg tutut. Tutut ia peroleh dari berbagai pelosok Sukabumi, di antaranya dari daerah Jampang.
Harga tutut ini per porsi Rp6.000. Tutut dimasak dengan kuah encer berbumbu warna kuning seperti gulai. Menurut Yosep resepnya mudah dan sederhana. Tutut dengan bumbu seperti itu adalah makanan tradisional khas Sunda.
"Resepnya mah gampang, sederhana aja. Kalau orang Sunda pasti tahu, kan makanan khas Sunda," kilah Yosep.
Tita, salah satu penikmat tutut, mengaku sangat menyukai menu satu-satunya yang ditawarkan kedai "d' tutut syuruduth" ini. Menurut dia, rasanya enak dan bumbunya pas di lidah selain harganya pun terjangkau.
Kedai tersebut berada di tempat Wisata Kuliner Selamat. Pengadaan tempat wisata kuliner ini merupakan kerja sama antara pengelola Toserba Selamat dengan Pemkot Sukabumi.
Menurut Ema Muttaqin, manajer Toserba Selamat, pemkot membantu menyediakan gerobak-gerobak yang digunakan oleh pedagang sebagai kedai mereka. Terdapat 45 kedai makanan khas Indonesia di tempat tersebut dengan lebih dari 100 menu pilihan dengan harga berkisar dari Rp2.000 hingga Rp21 ribu. Toserba Selamat berada di daerah Kebon Jati, Kota Sukabumi.