REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Non-fungible token (NFT) kini semakin populer. NFT, metaverse dan kripto merupakan komponen-komponen teknologi yang membentuk suatu ekosistem digital besar. Perbedaannya, metaverse merupakan dunia virtual yang kini tengah dibangun paralel di berbagai platform, sedangkan NFT adalah aset yang akan digunakan untuk berbagai jenis kepemilikan di dalam metaverse.
Sebelum memutuskan membeli sebuah NFT, bahkan berinvestasi di salah satu proyek NFT, Chief Marketing Officer (CMO) Pintu, Timothius Martin membagikan beberapa tip. Pertama, selalu gunakan uang yang dingin. Sebelum mengeluarkan uang untuk NFT, pastikan kita tidak menggunakan tabungan yang signifikan.
Kedua, perhatian utilitas. Setiap proyek teknologi biasanya menawarkan utilitas yang coba ditawarkan kepada pasar. Perhatikan betul hal ini, termasuk seberapa kuat komunitas yang saat ini telah terbentuk. Komunitas yang kuat dapat menjadi salah satu pertimbangan, mengingat ada basis pendukung pada proyek yang sedang kita incar.
Ketiga, perhatikan historis Setiap NFT yang dipindahtangankan selalu memiliki catatan historis. Sebelum membeli, tak ada salahnya perhatikan juga sudah sejauh mana NFT yang akan kita beli berpindah tangan.
Chief Technology Officer (CTO) Populix Jonathan Benhi mengungkapkan Populix melakukan survei tentang NFT. Dari 1.000 orang yang disurvei Populix, baru sepertiga dari responden mengaku familier dengan NFT dan 70 persen dari sepertiga itu adalah laki-laki. "Di antara responden yang mengatakan sudah familier dengan NFT, dari 33 persen itu cuma 38 persen di antaranya menyatakan bahwa mereka pernah membeli NFT," ujar Jonathan.
NFT dalam penggunaannya memang tidak terbatas pada karya seni gambar saja, tetapi bisa juga audio, video, bahkan tiket konser. Dari survei yang Populix lakukan, ada 44 persen res ponden yang membeli produk daring, 39 persen membeli produk gym online, 31 persen membeli fashion virtual, 24 persen membeli karya seni, dan 24 persen lagi musik.
Terkait dengan proyeksi tren NFT ke depan nya, 44 persen responden dalam survei Populix yakin tren ini akan terus berlangsung hingga lebih dari lima tahun ke depan. Kebanyakan mereka juga merasa bahwa tren ini baru saja dimulai. Masih banyak sekali yang belum tahu tentang NFT, kripto, serta metaverse dan ini akan semakin berkembang ke depannya.
Perkiraan itu juga diyakini oleh Jonathan yang merasa saat ini masyarakat dunia baru ber ada di tahap awal pengembangan teknologi 5G, NFT, kripto, dan metaverse. Ke depan, ia me lanjutkan, adopsi-adopsi konsep teknologi ter sebut akan semakin besar di kalangan masya rakat.
Beragam tren tersebut tentunya juga akan membuka banyak peluang baru. Baik untuk kreator digital, artis digital, ataupun trader yang me-flipping NFT. Sama seperti konsep flipping properti, melakukan flipping NFT juga membeli NFT dengan harga rendah, kemudian menjual nya dengan harga tinggi sebagai cara mendapat kan pendapatan pasif.