REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sumber mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diperkirakan akan berkunjung ke Korea Selatan (Korsel) bulan depan. Ia akan bertemu Presiden terpilih Korsel Yoon Suk-yeol.
Yoon akan mulai menjabat pada 10 Mei, setelah memenangkan pemilihan 9 Maret lalu. Kamis (21/4/2022) sumber yang menolak disebutkan namanya mengatakan tanggal kunjungan sedang difinalisasi.
Surat kabar Korsel DongA Ilbo melaporkan Biden tampaknya akan tiba pada 20 Mei. Menurut harian itu Presiden AS akan berkunjung selama tiga hari sebelum berangkat ke Jepang untuk pertemuan Quad yang terdiri dari AS, India, Australia dan Jepang.
Tim transisi Yoon menolak memberikan komentar mengenai laporan tersebut. Kunjungan ini direncanakan setelah Korea Utara (Korut) menggelar uji coba rudal balistik antar-benua (ICBM) bulan lalu dan kemungkinan akan kembali menggelar tes senjata nuklir.
Pada Ahad (17/4/2022) lalu Perwakilan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korut Sung Kim tiba di Seoul. Ia akan membicarakan meningkatnya kekhawatiran Pyongyang akan meluncurkan rudal dan kembali menggelar uji coba senjata nuklir.
Dalam kunjungan kerja lima hari ini Sung Kim yang merangkap Duta Besar AS untuk Indonesia dan Deputi Perwakilan Khusus AS Jung Pak akan bertemu dengan pejabat-pejabat Korsel. Termasuk Perwakilan Khusus Korsel dalam isu nuklir Noh Kyu-duk.
Kedatangan mereka bertepatan dengan dimulainya sembilan hari latihan militer gabungan tahunan pasukan AS dan Korsel. Kepala Staf Gabung Korsel mengatakan latihan ini merupakan "latihan pertahanan pos komando menggunakan simulasi komputer" dan tidak melibat manuver pasukan di lapangan.
Korut mengecam latihan gabungan tersebut dengan menyebutnya sebagai persiapan perang. Beberapa tahun terakhir AS dan Korsel menurunkan skala latihan gabungan mereka selama perundingan denuklirisasi Semenanjung Korea dan pandemi Covid-19.
Pada Sabtu (16/4/2022) lalu Korut menggelar tes rudal yang media pemerintah laporkan melibatkan senjata rudal taktis.
Kantor berita Yonhap melaporkan Kim mengatakan kedatangannya ke Seoul untuk melanjutkan "koordinasi dekat" mengenai perkembangan Korut. Ia tidak menjelaskannya lebih lanjut.