Jumat 22 Apr 2022 20:55 WIB

Pedagang Nuthuk di Malioboro Langsung Ditindak

Pedagang yang terbukti nuthuk di Malioboro akan langsung ditindak.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Pedagang kaki lima kembali menggelar lapaknya di Malioboro, Yogyakarta. Pedagang yang terbukti nuthuk di Malioboro akan langsung ditindak.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pedagang kaki lima kembali menggelar lapaknya di Malioboro, Yogyakarta. Pedagang yang terbukti nuthuk di Malioboro akan langsung ditindak.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pedagang di sekitar kawasan Malioboro yang menaikkan harga dengan tidak wajar kepada wisatawan selama libur Lebaran Idul Fitri 2022 akan langsung ditindak. Baik itu pedagang yang berada di Teras Malioboro 1 maupun di Teras Malioboro 2.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, hal ini tidak hanya berlaku bagi pedagang kuliner. Namun juga bagi penyedia layanan lainnya seperti becak hingga bentor, maupun PKL (pedagang kaki lima).

Baca Juga

"Pelaku langsung ditindak kalau ditemukan pelanggaran, langsung dihentikan aktivitasnya. Kalau PKL ya langsung ditutup saat itu juga, kalau becak atau bentor saat itu juga tidak boleh beroperasional," kata Heroe usai Apel Operasi Ketupat Progo di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (22/4/2022).

Heroe menuturkan, pedagang kuliner maupun PKL terutama di Teras Malioboro 1 dan 2 yang melakukan pelanggaran akan diminta keluar. Artinya, tidak diperbolehkan untuk berjualan di kawasan tersebut.

"Nanti kita keluarkan dari Teras Malioboro, karena sudah komitmen kita semuanya dan saya yakin teman-teman PKL tidak akan mau bunuh diri seperti itu," ujar Heroe.

Pihaknya bersama instansi terkait lainnya juga membentuk Tim Penanganan Aduan dan Informasi. Ada tiga posko aduan yang dibentuk di kawasan Malioboro dan sekitarnya yakni satunya di Malioboro, satunya di Tugu Pal Putih dan satu lainnya di Titik Nol.

Ketiga posko tersebut beroperasi selama Libur Lebaran yakni sejak 3 hingga 7 Mei 2022 nanti. Petugas pun dikerahkan di posko, termasuk melakukan pengawasan secara mobile di kawasan-kawasan wisata lainnya selama libur Lebaran.

Dengan begitu, saat ada aduan dari wisatawan, maka akan langsung ditangani di tempat. Termasuk sanksi juga akan langsung diberikan jika ditemukan adanya pelanggaran.

"Nanti kita ada posko, posko utamanya ada di kawasan Malioboro dan juga ada posko-posko lain, termasuk seluruh petugas Jogoboro itu memberikan layanan," jelas Heroe.

Meskipun begitu, selama ini banyak aduan yang tidak dapat tertangani karena informasi yang didapatkan tidak lengkap. Bahkan, dari informasi yang diterima, kata Heroe, banyak yang hanya disampaikan melalui media sosial.

"Selama ini kita kesulitan karena mereka kalau mengajukan, tetapi tidak bisa memberikan cerita yang konkrit seperti apa, sehingga kita memanggil orangnya agak susah, mau ketemu juga susah, mengklarifikasi benar atau tidaknya susah," tambahnya.

Untuk itu, Heroe meminta agar wisatawan yang merasa dirugikan untuk langsung mengajukan aduan ke posko-posko terdekat. Dengan begitu, katanya, aduan tersebut langsung dapat ditangani dengan baik oleh petugas yang sudah berjaga di lokasi.

"Selama ini kalau ada aduan seperti itu kita harus mencari kepada komunitasnya, mencari orangnya tapi tidak ketemu. Ada beberapa yang bahkan sampai sekarang belum bisa jelas kronologinya itu seperti apa karena kejadiannya sudah beberapa minggu lalu, diceritakan baru sekarang," kata Heroe.

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga meminta agar pedagang kuliner yang ada di kawasan Malioboro menyertakan daftar harga makanan. Hal ini disampaikan Sultan agar tidak terjadi nuthuk.

"Tidak ada alasan lagi kita (pedagang kuliner) ini tidak menyediakan daftar harga itu," kata Sultan.

Diperkirakan, pada masa libur Lebaran 2022 nanti akan banyak wisatawan yang masuk ke DIY, termasuk ke Malioboro. Pelaku kuliner di Malioboro saat ini juga sudah dipindahkan ke lokasi baru yakni di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2.

"Makanya kita coba untuk makan di Teras (Malioboro) itu menunya sudah ada semua (daftar harganya)," ujar Sultan.

Meskipun begitu, Sultan menyebut bahwa pedagang kuliner sudah menyadari hal tersebut dan paham terkait pelayanan wisatawan. Dengan begitu, katanya, pedagang kuliner khususnya di Malioboro sudah mencantumkan harga makanan. Tidak hanya itu, wisatawan yang datang ke DIY pun dinilai juga sudah paham.

"Itu sebetulnya masyarakat sudah tahu, sudah lebih menyadari," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement