Jumat 22 Apr 2022 21:43 WIB

Muhammadiyah Ajak Rawat Bumi dengan Baik

Hari Bumi merupakan momentum bersama untuk membangun kesadaran mencintai bumi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
 Muhammadiyah Ajak Rawat Bumi dengan Baik. Foto:  Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan sambutan pada acara Groundbreaking Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan (RSMBS) di Jalan Raya Laswi, Ciparay, Kabupaten Bandung, Ahad (23/1). Rumah sakit tipe D yang didesain dengan konsep modern dan ramah lingkungan tersebut rencananya akan dibangun empat lantai di tanah seluas 5.200 meter persegi serta terdapat 21 kamar rawat inap dengan 59 tempat tidur. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Muhammadiyah Ajak Rawat Bumi dengan Baik. Foto: Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan sambutan pada acara Groundbreaking Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan (RSMBS) di Jalan Raya Laswi, Ciparay, Kabupaten Bandung, Ahad (23/1). Rumah sakit tipe D yang didesain dengan konsep modern dan ramah lingkungan tersebut rencananya akan dibangun empat lantai di tanah seluas 5.200 meter persegi serta terdapat 21 kamar rawat inap dengan 59 tempat tidur. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyampaikan ucapan selamat Hari Bumi yang rutin diperingati setiap 22 April. Ia menekankan, Hari Bumi merupakan momentum bersama untuk membangun kesadaran mencintai bumi.

Pasalnya, tekanan terhadap bumi semakin luar biasa, sehingga perlu kearifan untuk mengelola, menata dan memulihkannya. Karenanya, Hari Bumi harus dijadikan sebagai ikhtiar membangun kesadaran kolektif seluruh warga dunia dan warga bangsa.

Baca Juga

"Untuk merawat, mengolah, memakmurkan bumi sebagai satu-satunya tempat kita berhuni, tempat tinggal dan menjalani kehidupan yang tidak ada gantinya dengan penuh pertanggungjawaban yang tinggi," kata Haedar, Jumat (22/4).

Dalam segala keragaman manusia, baik perbedaan ras, bangsa, maupun golongan, semua berpijak di atas tanah bumi. Maka itu, perlu aksi nyata secara bersama-sama dan berkelanjutan untuk dapat melakukan usaha-usaha seperti penghijauan hutan.

Kemudian, langkah-langkah merubah gaya hidup boros energi, membersihkan polusi dan membangun infrastruktur fisik yang ramah lingkungan. Sebab, jika hanya dilakukan seorang diri atau sebagian kelompok, tentu itu tidak ada artinya.

 

Jadikan Hari Bumi sebagai kesadaran bersama untuk membangun bumi, menghuni dengan baik, damai, bersatu, dan menjaga kelangsungannya. Sekaligus, membangun kesadaran kolektif tidak mengeksploitasi, merusak, dan menghancurkannya atas nama apapun.

 

Ia mengingatkan, manusia merupakan bagian dari alam yang mempunyai peran atau tugas khusus yakni sebagai khalifah di bumi (QS Al An'am:165). Di Hari Bumi kita diingatkan Allah untuk senantiasa merawat bumi dengan amanah, adil dan ihsan.

"Jangan sampai kita fasad fi al ardh, membangun tetapi juga merusak. Peradaban manusia sangat tergantung pada eksistensi dan keberadaan bumi tempat kita tinggal," ujar Haedar.

Haedar berharap, Hari Bumi yang rutin diperingati menyadarkan setiap generasi. Aktivitas deforestasi tidak bertanggung jawab, pencemaran, ketergantungan bahan bakar fosil, dan hal-hal yang membuat bumi semakin rusak segera ditinggalkan.

Sebab, di mana lagi manusia harus tinggal jika bukan di planet ini. Karenanya, Haedar berharap, semua dapat menyebarluaskan kesadaran merawat bumi kepada generasi muda, generasi milenial yang akan mewarisi bumi pada masa mendatang.

"Didik dan ajari mereka untuk senantiasa merawat bumi dan tidak merusaknya," kata Haedar. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement