Senin 25 Apr 2022 00:43 WIB

Tak Hanya Muslim, Israel Juga Halangi Umat Kristen Masuki Kota Tua Yerusalem 

Pasukan Israel melakukan pembatasan jemaah Kristiani memasuki Yerusalem

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Palestina melihat saat pasukan keamanan Israel berpatroli di dekat Gerbang Damaskus, tepat di luar Kota Tua Yerusalem, Rabu, 20 April 2022.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Warga Palestina melihat saat pasukan keamanan Israel berpatroli di dekat Gerbang Damaskus, tepat di luar Kota Tua Yerusalem, Rabu, 20 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM– Pasukan Israel dilaporkan menghalangi umat Kristen Palestina untuk merayakan Sabtu Suci di Gereja Kebangkitan, sesuai kalender Kristen Ortodoks. 

Sebuah video yang sempat viral dari para jemaat di media sosial menunjukkan blokade ketat di pintu masuk menuju gereja, di jantung Kota Tua Yerusalem. 

Baca Juga

Pasukan Israel menempatkan barikade dan mengatakan kepada jamaah untuk mengakses Kota Tua melalui rute yang berbeda jika mereka ingin mendapatkan akses ke gereja.

Pembatasan itu diberlakukan meskipun petisi berhasil diajukan ke mahkamah agung Israel yang dibuat oleh lembaga-lembaga ortodoks Yerusalem menjelang perayaan kebangkitan Yesus pada Minggu Paskah. 

Pengadilan tertinggi Israel sebelumnya telah mengumumkan bahwa 4.000 jemaah dapat memasuki gereja dan kompleksnya, sementara tidak ada batasan yang harus dikenakan pada mereka yang ingin memasuki Kota Tua untuk menandai Sabtu Suci. 

Dewan tinggi untuk urusan gereja di Palestina telah memperingatkan terhadap situasi yang memburuk di Yerusalem yang diduduki dalam sebuah pernyataan.  

"Orang-orang dan institusi dari kepercayaan ortodoks telah mengajukan petisi ke Mahkamah Agung, berbicara menentang keputusan Israel untuk membatasi akses orang Kristen ke gereja kebangkitan," kata mereka dalam sebuah pernyataan dilansir dari The New Arab, Sabtu (23/4/2022). 

"Ini adalah upaya untuk melanggar hak asasi manusia kami dan kebebasan yang dihormati secara internasional untuk menjalankan agama kami," tambah pernyataan itu. 

Para pemimpin Kristen berdiri kokoh di samping Muslim Palestina yang menghadapi pelanggaran oleh pasukan pendudukan di masjid Al Aqsa setiap hari selama Ramadhan tahun ini. 

Gereja juga mengutuk kekerasan yang berkelanjutan terhadap jamaah Muslim di Al Aqsa selama bulan suci Ramadhan, dan serangan oleh pemukim Israel ke kompleks itu. Serta berkurangnya jumlah izin yang diberikan kepada jamaah yang mencoba mengakses tempat-tempat suci.  

Sementara itu Umat Muslim terus berdoa dan beribadah di kota yang diduduki, meskipun ada tindakan keras terhadap jamaah ada warga Palestina. Sebanyak 150 ribu orang berkumpul untuk sholat Jumat di Masjid Al Aqsa di Yerusalem meskipun ada serangan Israel di pagi hari yang melukai puluhan orang.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement