REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina pada Senin (25/4/2022) mulai meluncurkan program booster COVID-19 kedua bagi orang dewasa penderita gangguan imun, menyusul langkah serupa yang ditempuh sejumlah negara Asia. Hampir 61 persen dari 110 juta populasi Filipina telah divaksin, sementara hampir 13 juta orang sudah mendapatkan dosis booster pertama, menurut data pemerintah.
Dari 690.000 orang yang dianggap paling rentan, antara 7.000-13.000 orang mulanya ditargetkan untuk putaran kedua booster, guna meningkatkan perlindungan terhadap COVID-19 beserta varian-variannya.
"Karena cakupan vaksinasi bertambah, sementara COVID-19 masih ada, ke depannya kami akan menganggap ini sebagai penyakit endemi," kata Menteri Kesehatan Francisco Duque di forum publik, seperti dilansir reuters, Senin (25/4/2022).
Di antara negara yang telah menyetujui booster kedua adalah Korea Selatan, Taiwan dan Singapura, yang berharap mencegah kemunculan kembali virus corona, terutama di kalangan kaum lansia, saat otoritas menghapus sebagian besar pembatasan COVID yang tersisa pekan ini. Filipina berhati-hati untuk membuka kembali kegiatan masyarakat, meski ada upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang berkontraksi lebih dari sembilan persen pada 2020.
Sebelum pandemi, Filipina adalah salah satu negara di Asia yang ekonominya mengalami pertumbuhan tercepat. Dengan total 3,68 juta kasus dan lebih dari 60.000 kematian COVID-19, Filipina melaporkan krisis COVID-19 terparah di Asia Tenggara. Kasus harian turun secara signifikan, kini tercatat rata-rata 207 kasus per hari dan hanya satu persen dari puncaknya, menurut pelacak data global Reuters.