REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu amal yang baik untuk dilakukan di penghujung Ramadhan adalah bertaubat kepada Allah SWT. Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH Nasaruddin Umar mengatakan sangat penting bagi setiap orang untuk memastikan dirinya masing-masing melakukan taubat kepada Allah SWT dari dosa-dosa masa lalu. Namun bagaimana tuntunan dalam bertaubat?
Prof. Nasaruddin menukil keterangan Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafii atau dikenal Imam Ghazali bahwa ada tujuh langkah yang harus dilakukan seseorang untuk bertaubat.
- Meninggalkan dosa. Seseorang yang hendak bertaubat terlebih dulu harus meninggalkan perbuatan dosa atau maksiat yang dilakukannya.
- Mengucapkan istighfar.
- Ketiga, menciptakan rasa penyesalan yang mendalam di dalam batin. Bermuhasabah mengapa diri tergelincir pada dosa.
- Bertekad bila perlu bersumpah itu adalah dosa terakhir dan tidak boleh jatuh pada lubang dosa yang sama.
- Ganti amal buruk dengan amal kebaikan.
- Kembalikan barang-barang yang diambil tanpa sepengetahuan orang lain. Mengembalikan utang. Meminta maaf kepada orang lain.
- Pasrahkan diri kepada Allah.
"Kalau kita sudah menghayati pertaubatan itu, maka salah satu ciri taubat yang dikabulkan Allah itu ada pencahayaan dalam batin kita, ada keringanan dalam berpikir, ada kelonggaran merasakan dalam batin dan keluar spontanitas air mata taubat," kata Prof Nasaruddin dalam program Mihrab Ramadhan Masjid Istiqlal beberapa hari lalu.
Prof Nasaruddin mengatakan ada tiga air mata yang dapat mengantarkan seorang hamba ke surga dan dapat memadamkan api neraka. Pertama, air mata kerinduan kepada Allah. Seseorang merasakan kerinduan kepada Allah hingga tak sadar meneteskan air mata.
Air mata ini dapat memudahkan seseorang ke surga dan menjauhkannya dari api neraka. Kedua, air mata taubat. Dan ketiga, air mata yang keluar sebagai penolakan terhadap kemaksiatan yang terjadi di sekelilingnya.