Ahad 01 May 2022 20:07 WIB

Puncak Arus Mudik Kereta Api di Daop Semarang Sudah Terlewati

Puncak arus mudik di Daop Semarang terjadi pada Sabtu kemarin.

Sejumlah pemudik tiba di Stasiun Kereta Api Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (30/4/2022). Menurut Daops IV Semarang, pada H-2 Lebaran volume pemudik dari Jakarta yang turun di Stasiun Tegal menggunakan KA mencapai 3.954 penumpang.
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Sejumlah pemudik tiba di Stasiun Kereta Api Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (30/4/2022). Menurut Daops IV Semarang, pada H-2 Lebaran volume pemudik dari Jakarta yang turun di Stasiun Tegal menggunakan KA mencapai 3.954 penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Puncak arus mudik lebaran pengguna kereta api ke berbagai stasiun di wilayah PT KAI Daop 4 Semarang telah terlewati. Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Krisbiyantoro, mengatakan, puncak arus mudik terjadi pada Sabtu (30/4/2022) kemarin.

"Pada hari Sabtu jumlah penumpang yang turun di berbagai stasiun di wilayah Daop 4 Semarang mencapai 19.868 orang," katanya di Semarang, Ahad (1/5/2022).

Baca Juga

Krisbiyantoro melanjutkan, pada hari ini jumlah penumpang yang tiba hingga pukul 16.00 WIB tercatat sebanyak 18.107 orang, lebih rendah di banding hari sebelumnya. Ia menjelaskan sebagian besar para penumpang ini berasal dari wilayah Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Adapun jumlah total penumpang yang tiba di wilayah Daop Semarang selama masa angkutan Lebaran pada 22 April hingga 1 Mei 2022, menurutnya, tercatat mencapai 142.341 orang. Ia memastikan KAI memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat yang pulang kampung dengan menggunakan moda transportasi kereta api.

Selain itu, kata dia, seluruh pelanggan dipastikan menerapkan protokol kesehatan selama berpergian dengan kereta api saat arus mudik dan balik Lebaran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement