Sumber: Republika
NYANTRI--Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin (2/5). Itu artinya dua organisasi besar Islam Indonesia yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 2022 secara bersamaan meskipun awal puasa mereka berbeda. Muhammadiyah melaksanakan puasa sejak 2 April sedangkan NU dan pemerintah 3 April.
Kendati demikian ada kelompok Islam lain di luar NU dan Muhammadiyah yang merayakan Idul Fitri berbeda. Seperti jamaah Naqsabandiyah yang merayakan Idul Fitri pada 1 Mei.
Perbedaan hari lebaran jadi teringat humor mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Wajah perbedaan di Indonesia tersebut menurut Gus Dur bukan sesuatu yang aneh. Beda desa bahkan beda cara dalam menyikapi sesuatu. Seperti lebaran.
Gus Dur mengatakan Muhammadiyah memiliki penetapan hari sendiri tentang Hari Raya Idul Fitri juga dengan NU. Di NU pun terdapat beberapa orang yang berbeda-beda dalam melaksanakan hari raya.
"Lah, kemarin itu Idul Fitri yang hari Kamis ikut Imam Daruqutni,"
"Loh, Imam Daruqutni itu siapa, ahli hadis?,"
"Bukan, itu loh ketua Pemuda Muhammadiyah,"
"Nah kalau ikut hari Jumat, ikut Imam Syafi'i. Diwakili teman saya di kantor namanya Imam Mudzakkir,"
"Nah, kalau yang Sabtu Hari Rayanya?,"
"Ikut Imam Samudera,""Sudah tidak ada hari raya, masih aja hari raya. Mau Aboge (Alif-Rebo-Wage) tah maunya," Kata Gus Dur.
Sumber: Jas Hijau