Rabu 04 May 2022 21:44 WIB

Kemenkes: Anak-Anak yang Terkena Hepatitis Sebagian Besar tak Divaksinasi

Pakar duga ada peran varian baru Covid-19 dan gizi buruk anak-anak di hepatitis

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sekretaris Jenderal Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan vaksinasi Covid-19 bagi anak sudah terbukti memberikan perlindungan. Pernyataan ini menanggapi keterkaitan kasus Hepatitis akut di berbagai negara dengan pemberian vaksin Covid-19 pada anak.
Foto: Dok BNPB
Sekretaris Jenderal Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan vaksinasi Covid-19 bagi anak sudah terbukti memberikan perlindungan. Pernyataan ini menanggapi keterkaitan kasus Hepatitis akut di berbagai negara dengan pemberian vaksin Covid-19 pada anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan vaksinasi Covid-19 bagi anak sudah terbukti memberikan perlindungan. Pernyataan ini menanggapi keterkaitan kasus Hepatitis akut di berbagai negara dengan pemberian vaksin Covid-19 pada anak.

"Hipotesis efek samping pemberian vaksin Covid-19 tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19," ujar Nadia kepada Republika, Rabu (4/5/2022).

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mayoritas anak yang menderita hepatitis akut tersebut berada di rentang usia di bawah lima tahun. Pada usia tersebut, anak-anak di banyak negara termasuk di Indonesia belum bisa mendapatan vaksin Covid-19.

Adapun, keterkaitan Hepatitis akut dengan vaksin Covid-19 lantaran adanya hipotesis yang menyatakan pada sebagian pasien hepatitis akut misterius ini ditemukan adenovirus 41. Diketahui, adenovirus juga menjadi salah satu platform pengembangan vaksin Covid-19.

Baca juga : Pemerintah Diminta Cepat Antisipasi Ancaman Hepatitis Misterius

Adenovirus adalah virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia dan diare. Saat ini, para ahli masih menyelidiki adenovirus yang diduga kuat menjadi penyebab Hepatitis akut misterius tersebut.

Karena, sebagian ditemukan adanya adenovirus 41 pada kasus tersebut. Sebagian lainnya ditemukan SARS-CoV-2 dan dugaan lainnya dipicu berapa penyebab lain. Adenovirus tipe 41 ini belum pernah terkait dengan Hepatitis dan patogen umum ini biasanya dapat sembuh sendiri, bergantung kondisi kesehatan pasien.

Dikonfirmasi terpisah, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menduga, ada peran varian baru Covid-19 di balik penyebab hepatitis misterius ini. Karena, dari beberapa hipotesa dan diagnosis yang berbeda dari pada dokter, dan juga tim epidemiolog, penyebab salah satunya hepatitis akut mengarah pada Covid-19.

"Kami sampai saat ini belum bisa memastikan penyebab hepatitis misterius ini. Tapi, ada dugaan hepatitis misterius disebabkan oleh varian baru Covid-19 yang belum teridentifikasi," ujar Dicky kepada Republika, Rabu (4/5/2022).

Baca juga : Penjelasan IDI Terkait Hepatitis Akut 'Misterius'

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement