Selasa 10 May 2022 10:26 WIB

Keluarga Asal Mesir Turun-temurun Pertahankan Seni Hias Kiswah Kabah  

Produksi kiswah atau penutup Kabah konon pertama kali dibuat di Mesir

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pembuatan kiswah Kabah. Produksi kiswah atau penutup Kabah konon pertama kali dibuat di Mesir
Foto: AP/Amr Nabil
Ilustrasi pembuatan kiswah Kabah. Produksi kiswah atau penutup Kabah konon pertama kali dibuat di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Sebuah keluarga di Mesir masih mempertahankan seni Sirma yang digunakan pada Kiswah Kabah. 

Seperti dilansir Iqna.or pada Senin (9/5) adalah keluarga Iman Al Qasbaji. Kini keluarga berkebangsaan Mesir itu melanjutkan seni sirma yang digunakan untuk menghias kain Kabah atau kiswah.  

Baca Juga

Teknik membuat tulisan ayat Alquran di atas kain dengan gaya ini, di mana mereka menghiasinya dengan benang yang terbuat dari perak dan emas adalah sebuah seni kuno.  

Seni ini terutama digunakan di masa lalu untuk membuat Kiswah tetapi sekarang meskipun fakta bahwa kain suci ini tidak dibuat di Mesir lagi, keluarga Al Qasbaji masih berpegang teguh pada seni warisan lama mereka. 

Iman Al Qasbaji memaparkan tentang sejarah seni ini di keluarga mereka. Dia mengatakan bahwa Othman Abdel Hamid Pasha, seorang anggota keluarga, diangkat sebagai kepala Departemen Kiswah Kabah  pada pertengahan 1920-an selama tiga tahun di berturut-turut.  

Dia mencatat bahwa keluarganya terus berpartisipasi dalam pembuatan tirai sampai awal 1960-an sebelum proses pembuatan Kiswah berhenti di Mesir. 

Setelah itu, keluarga Qasbaji ini tidak meninggalkan seni mereka dan mulai membuat karya seni Alquran serta gambar yang berhubungan dengan pangkat militer. Sekitar 100 ribu karya seni berbeda telah dibuat oleh keluarga tersebut dalam 90 tahun terakhir. 

Berbicara tentang status seni ini di Mesir saat ini, dia mengatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan pengenalan Sirma yang tepat telah menempatkan seni ini di ambang kepunahan. Dia menekankan bahwa keluarga Al Qasbaji akan melanjutkan upayanya untuk menghidupkan kembali seni tersebut.    

 

Berawal dari Mesir

Pembuatan kiswah Ka’bah Masjidil Haram, Makkah pertama kali berada dalam tanggungjawab otoritas Islam di Mesir di bawah pemerintahan Raja Salih Ismail Qalun dari Mesir, penanggungjawab kiswah berada di tangannya. Raja Qalun kemudian mewakafkan tanah seluas tiga desa untuk lokasi pembuatan kiswah Kabah di pinggiran Kota Kairo. 

Arkian, setelah itu Sultan Salim dari Dinasti Usmani (Ottoman) pada tahun 947 H menambahkan tujuh desa lagi untuk memperluas desa pembuatan kiswah.  

Ketika Muhammad Ali Pasha menjadi gubernur Mesir pada pemerintahan Usmaniyah, ia yang menjadi penanggungjawab penyediaan kiswah Kabah dan mengirimkannya ke Makkah dalam setiap tahun. 

''Kiswah Kabah senantiasa diganti setiap 9 Dzulhijjah, saat seluruh jamaah haji tengah melaksanakan wukuf di Arafah,'' jelasnya. Tradisi ini kemudian terhenti pada tahun 1343 H atau tahun 1924 M. Sehingga, Raja Abdul Aziz, penguasa Arab Saudi, kemudian memerintahkan Gubernur Makkah untuk membuat sendiri kiswah Kabah tersebut. 

Pada 1346 H atau pada 1927, untuk pertama kalinya kiswah Kabah dibuat di Makkah. Namun pada 1355 H atau sekitar 1936, kembali rakyat Mesir memintanya. Pembuatan Kabah Mesir kembali dilakukan hingga 1381 H atau 1962. 

Karena itu, katanya, pemerintah Arab Saudi sejak tahun 1382 H atau 1963 lantas mengaktifkan kembali pembuatan kiswahnya di pinggiran Kota Makkah.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement