Selasa 10 May 2022 19:12 WIB

Dokter: Waspada Sakit Saluran Cerna Anak Pascalebaran

Permasalahan saluran cerna pada anak terjadi karena fungsi saluran cerna kompleks.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Permasalahan saluran cerna pada anak terjadi karena fungsi saluran cerna kompleks.
Foto: www.pixabay.com
Permasalahan saluran cerna pada anak terjadi karena fungsi saluran cerna kompleks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gatro-hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Muzal Kadim mengimbau orang tua untuk waspada terhadap sejumlah penyakit saluran cerna pada anak pasca Lebaran. Permasalahan saluran cerna pada anak bisa terjadi karena fungsi saluran cerna sangat kompleks di tubuh.

"Ada berbagai fungsi makanan keluar masuk di saluran cerna, kemudian ada berpuluh-puluh hormon dan imunitas di organ ini. Penyakit saluran cerna umumnya diakibatkan perubahan pola kehidupan sehari-hari, kelelahan, stres, penurunan imunitas, makan tidak teratur, kurang tidur hingga berkumpul dengan banyak orang," jelas dr Muzal Kadim dalam diskusi daring, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga

Saat Lebaran, sambung Muzal, sebagian besar penyebab gangguan saluran cerna timbul karena laktosa, lemak, santan, protein susu, sea food, kacang, makanan pedas dan manis berlebihan. Makanan tersebut yang dikonsumsi secara berlebihan bisa memicu diare.

Untuk diare biasanya disebabkan sejumlah bakteri di antaranya vibrio, E coli, shigalla, salmonella, rotavirus, giardia, entamoeba, dan candida yang menyebabkan aktivitas buang air besar lebih sering dan tekstur feses menjadi lebih lembek. Untuk kondisi yang lebih berat, gangguan saluran cerna kerap ditandai dengan sakit perut selama lebih dari dua hari, perdarahan muntah hebat atau muntah berwarna hijau, demam tinggi, teraba tumor, bercak di kulit, perut tegang hingga kembung.

Gejala muntah hijau, kata Muzal, dikarenakan adanya sumbatan atau gangguan tertentu seperti rotavirus, biasanya butuh tindakan bedah. "Muntah biasa juga perlu diwaspadai dan kalau di awal sudah muntah hijau itu bahaya karena situasinya lebih serius," tuturnya.

Muzal menambahkan, diare diiringi dengan perubahan warna kulit yang cenderung menguning juga bisa dikategorikan sebagai gejala hepatitis akut. WHO melaporkan ada 70-an kasus adenovirus walau belum dipastikan sebagai hepatitis akut.

"Dan diduga adenovirus bisa menular lewat droplet," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement