REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Kementerian Kesehatan Palestina menyampaikan, Israel telah melakukan kejahatan eksekusi lapangan terhadap warga Palestina dan telah membunuh 53 warga sejak awal 2022. Bahkan di antara korbannya adalah anak-anak dan perempuan.
Dalam laporan tersebut, seperti dilansir dari ABNA 24, Selasa (10/5/2022), pasukan pendudukan Israel (IOF) membunuh 50 warga Palestina, termasuk tiga wanita dan delapan anak-anak, antara 1 Januari dan 9 Mei tahun ini.
Tiga warga Palestina yang diduduki 1948 tewas setelah diduga melakukan serangan terhadap Israel, sehingga jumlah total martir Palestina menjadi 53.
Mayoritas martir gugur dalam serangan IOF di wilayah Tepi Barat. Pada 6 Januari 2022, pemuda Palestina Bakri Hashash terbunuh dalam serangan IOF di kota Nablus, Tepi Barat. Dia adalah orang Palestina pertama yang dibunuh tahun ini oleh IOF.
Pada hari yang sama itu, seorang pemukim Israel menabrak dan membunuh pemuda Palestina Mustafa Falaneh di sebelah barat kota Ramallah, Tepi Barat.
Terbaru, pada Jumat (6/5/2022), pasukan Israel melukai puluhan warga Palestina untuk menekan demonstrasi menentang pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat.
Mereka menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa. "Tentara menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di desa provinsi Nablus, Beit Dajan, tempat Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina merawat 11 orang karena masalah pernapasan," kata Direktur Ambulans dan Darurat Organisasi Nablus, Ahmed Jibril.
Seorang anak berusia 11 tahun termasuk di antara tiga yang terluka ketika pasukan Israel menembakkan peluru logam berlapis karet di daerah Jabal Sabih dekat kota Beita, juga di provinsi Nablus. Jibril menyampaikan melalui situs saudara perempuan Al-Araby Al-Jadeed.
Sembilan orang lainnya dirawat karena cedera terkait gas air mata di Jabal Sabih, sebuah daerah yang telah lama terancam aktivitas pemukiman dan di mana pos terdepan Evyatar dilindungi setiap saat oleh pasukan Israel setelah pemukim dipindahkan pada Juli.
Sumber: abna