Kamis 12 May 2022 13:06 WIB

Mengenal 5 Desain Bingkai Jendela dari Timur Tengah

Desain jendela mengadopsi gaya arsitektur unik yang menggabungkan warisan artistik.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Jendela mashrabeyya Mesir
Foto: wikipedia common
Jendela mashrabeyya Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, Bingkai jendela dan jendela cenderung menjadi bagian arsitektur yang terabaikan. Namun, di Timur Tengah, mempelajari bingkai jendela di Timur Tengah bisa menjadi sebuah pengalaman yang menarik.

Di sini setiap negara mengadopsi gaya arsitektur unik yang menggabungkan warisan artistik berabad-abad. Desain ini memiliki elemen estetika dan utilitarian. Sebelum adanya AC, upaya yang luar biasa dilakukan untuk mendesain bingkai jendela agar memungkinkan masuknya udara dingin sebanyak mungkin sambil menjaga gangguan seperti debu, serangga, dan pasir keluar.

Baca Juga

Untuk pemilik rumah dan desainer, bingkai juga berfungsi sebagai cara mempercantik tempat tinggal mereka. Beberapa gaya yang membutuhkan waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk diproduksi, tergantung pada kerumitan desainnya.

Berikut lima desain terkenal dari seluruh wilayah di Timur Tengah, dilansir dari middleeasteye:

Hijazi Rawashin (Arab Saudi)

photo
Desain jendela model Hijazi Rawashin. - (reuters)
 

Jendela panjang berbingkai kayu ini adalah fitur arsitektur khas kota Jeddah di Laut Merah, Arab Saudi. Model ini biasanya terlihat di lingkungan yang lebih tua, yang telah terhindar dari desain mencolok. Jendela ini mencerminkan pengaruh Arab, Persia, dan Ottoman selama berabad-abad.

Rangka yang menonjol memiliki bukaan, yang membuat udara dingin masuk ke rumah sambil menjaganya tetap tertutup dari luar. Desain ini bisa memberi penghuni kesunyian saat diinginkan.

Bingkai jendela Rawashin biasanya menampilkan desain arab, yang terdiri dari bentuk dan pola geometris. Desain lainnya meliputi berbagai motif, dari bunga hingga tanaman dan buah-buahan.

Lekukan di dalam kayu membuat sinar matahari masuk untuk menerangi interior ruangan tanpa membiarkan terlalu banyak panas sehingga rumah menjadi hangat. Menurut beberapa sejarawan, kata ‘rawashin’ adalah bentuk jamak dari bahasa Persia ‘roshan’, yang berarti cahaya.

Selain sejarah panjang interaksi budaya antara Arab dan Persia, Jeddah dan wilayah Hijaz di Arab Saudi merupakan titik transit bagi peziarah dari seluruh dunia Muslim yang bepergian ke Mekah untuk melakukan umrah dan haji. Mungkin saja, seperti banyak tradisi Hijaz, bentuk arsitektural diperkenalkan ke wilayah tersebut oleh pengunjung atau pendatang, sementara sumber lain mengklaim mereka berasal dari India atau Afrika Timur.

Sejarawan mengatakan gaya itu pertama kali tiba di Jeddah selama periode Abbasiyah, tetapi menyebar luas di bawah Ottoman. Desain jendela modern yang dipengaruhi oleh rawashin dapat ditemukan di gedung-gedung pemerintah dan hotel-hotel besar di seluruh kota.

 

 

 
 
 
 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement