Investor teknologi Jepang SoftBank Group Corp., milik Masayoshi Son melaporkan kerugian tahunan terbesar dalam sejarah empat dekade karena aksi jual global dalam saham teknologi.
Melalui Vision Fund-nya senilai USD100 miliar melaporkan kerugian bersih sebesar USD13,2 miliar (Rp192 triliun) untuk tahun yang berakhir 31 Maret. Itu merupakan kerugian setahun penuh terbesarnya yang melampaui rekor yang dibuat dua tahun lalu
Melansir Wall Street Journal di Jakarta, Kamis (12/5/22) kondisi perusahaan termasuk tidak stabil karena mengikuti pergerakan volatilitas saham teknologi yang mereka investasikan termasuk perusahaan AS seperti Uber Technologies Inc. dan DoorDash Inc.
Baca Juga: Rugi Bandar Gak Ketulungan, Investasi Masayoshi Son Bikin SoftBank Kehilangan Uang Rp270 T!
Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dan bank sentral lainnya, ditambah peraturan pemerintah China yang lebih ketat tentang industri teknologi telah membebani penilaian saham teknologi dengan pertumbuhan tinggi.
Pada tahun yang berakhir 31 Maret, SoftBank melaporkan kerugian sebesar USD29 miliar (Rp423 triliun) pada investasi di Vision Fund 1, Vision Fund 2 dan lainnya.
Saham beberapa perusahaan yang diinvestasikan oleh Vision Fund seperti Didi Global Inc., asal China telah jatuh lebih dari 80% sejak debutnya di New York Stock Exchange musim panas lalu. Didi berencana untuk delisting dari NYSE.
Saham raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd., holding yang menjadi perusahaan paling berharga SoftBank Group, turun sekitar 50% selama tahun fiskal terakhir.
Saham SoftBank turun 8% pada hari Kamis di perdagangan Tokyo, yang berakhir sebelum rilis hasil. Penutupan hari Kamis di 4.491 kurang dari setengah level tahun lalu.