REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – CEO Twitter Parag Agrawal menanggapi komentar calon pembeli Twitter Elon Musk tentang spam dan bot di platform. Dia mengatakan saran Musk untuk melakukan penghitungan akun spam dan bot tidak akan berhasil.
“Perkiraan internal kami yang sebenarnya untuk empat kuartal terakhir semuanya jauh di bawah lima persen,” tulis Agrawal di Twitter.
Pembelaannya muncul setelah Musk tiba-tiba menunda kesepakatannya senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli Twitter karena masalah spam.
Menurut Musk, penangguhan itu dilakukan sambil menunggu detail informasi bahwa kurang dari lima persen pengguna aktif harian yang diukur adalah bot atau akun spam. Sampai saat ini, Musk belum mengumumkan status kesepakatannya.
Meski begitu, dia mengaku masih berkomitmen untuk mengakuisisi Twitter. “Kami berbagi gambaran proses estimasi dengan Elon sepekan lalu dan berharap untuk melanjutkan percakapan dengan dia dan kalian,” ujar Agrawal.
Agrawal mengatakan perusahaan tidak percaya perkiraan penghitungan bot dan akun spam dapat dilakukan secara eksternal. Sebab, memahami akun mana yang dihitung Twitter dalam laporan pengguna aktif harian bulanannya memerlukan informasi pribadi. Sementara itu, Musk menanggapi cuitan Agrawal hanya dengan emoji tumpukan kotoran.
Dilansir The Verge, Selasa (17/5/2022), Agrawal mengatakan pemantauan aktivitas spam dan bot sangat sulit karena banyak akun yang dijalankan oleh orang sungguhan. Namun, satu hal yang tidak disebutkan oleh utasnya adalah hanya sebulan lalu, Twitter mengakui telah menghitung terlalu banyak pengguna aktif selama bertahun-tahun.
Musk menjelaskan lebih detail tentang mengapa perkiraan ini penting. “Jadi, bagaimana pengiklan tahu apa yang mereka dapatkan dari uang mereka? Ini fundamental bagi kesehatan finansial Twitter,” ucap Musk.
Musk dilaporkan telah memberi tahu investor bahwa dia ingin mengubah Twitter sehingga tidak bergantung pada uang iklan untuk sebagian besar pendapatannya. Sebagai gantinya, perusahaan mendapat lebih banyak pendapatan dari langganan.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook