REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) untuk memastikan jamaah yang akan berangkat pada musim haji 1443H/2022 memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Menag menegaskan, jangan ada kecurangan dalam memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut. “Tidak boleh ada kecurangan-kecurangan. Saya tidak mau,”ujar menag saat membuka Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1443 H/2022 di Asrama Haji, Jakarta, Selasa (17/5).
Dia menjelaskan, ada beberapa persyaratan baru dari Arab Saudi yang harus dipenuhi jamaah pada musim haji masa pandemi ini. Diantaranya, yakni vaksinasi dosis lengkap, Tes PCR 72 jam sebelum tiba di Saudi, dan usia maksimal jamaah haji yakni di bawah 65 tahun. Yaqut mencontohkan, berbagai bentuk kecurangan yang harus diantisipasi seperti mensiasati penerbitan sertifikat vaksin, mensiasati hasil tes PCR hingga mengurangi usia dengan mengubah KTP ke pengadilan. Yaqut meminta jaminan agar tidak ada praktik kecurangan tersebut.
Yaqut juga meminta kepada segenap jajaran Ditjen PHU dan petugas haji menjelaskan kepada masyarakat tentang aturan baru dari Arab Saudi tersebut terutama pembatasan usia jamaah di bawah 65 tahun. Menurut Yaqut, masyarakat harus memahami jika aturan tersebut datang dari Saudi yang berlaku tahun ini. “Tahun depan bisa tetap atau berubah. jamaah bersabar saja. mudah-mudahan kita berharap tahun depan peraturannya sudah berubah. ini harus dijelaskan dengan clear supaya tidak muncul spekulasi,”tegas dia.
Tidak hanya itu, Yaqut meminta agar semua asrama haji di berbagai daerah untuk disterilkan. Menurut dia, sterilisasi penting dilakukan untuk memastikan asrama tersebut sudah bebas dari Covid-19. Pasalnya, ujar Yaqut, banyak asrama haji yang pernah digunakan untuk isolasi mandiri atau isolasi terpadu para pasien Covid-19.
Yaqut juga meminta jajaran petugas haji untuk memastikan kesiapan akomodasi di Arab Saudi. Setiap hotel harus diperiksa segenap perlengkapan dengan detail. Dia mencontohkan, setiap hotel harus ada mesin cuci agar para jamaah tidak kerepotan saat menginap. “Cek mana mesin cuci yang rusak. Akan sangat merepotkan jika jamaah haji mencuci sendiri di kamar mandi sehingga menimbulkan antrean,”jelas dia.
Contoh kelengkapan lain yang mesti dicek, ujar Yaqut, ketersediaan air di setiap hotel. Salah satunya yakni ketersediaan dispenser di setiap lorong hotel. Jangan sampai, ujar dia, jamaah keluar hotel untuk mencari air sehingga menimbulkan risiko tersesat. “Nanti petugasnya cari jamaah, jamaahnya ketemu petugasnya tersesat. Jangan sampai terjadi seperti itu,”jelas dia.