Ahad 22 May 2022 12:09 WIB

Di Tengah Dominasi Omicron, Masih Perlukah Tes Covid-19 Massal Berulang?

WHO mendesak tes Covid-19 pada semua kasus yang dicurigai.

Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan menunggu calon penumpang yang akan melakukan tes covid-19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Manfaat pengujian massal berulang dalam hal pengendalian infeksi kini dipertanyakan.
Foto:

Sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam Medical Virology pada akhir Maret lalu tentang penggunaan tes cepat untuk orang tanpa gejala dalam inisiatif skrining massal justru menemukan ketidakpastian atas dampaknya.

photo
Kasus Covid-19 akibat son of omicron. - (Republika)

"Klaimnya (pengujian massal) akan menghentikan pandemi, dan itu akan memotong penularan hingga 90 persen, namun ternyata tidak," kata Angela Raffle, dosen senior di Bristol University Medical School.

Ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa pengujian tidak menghasilkan manfaat yang lebih besar. Beberapa di antaranya ialah fakta bahwa tes tidak sempurna dan banyak orang yang tidak mau atau tidak dapat mengisolasi diri setelah dites positif.

Sebuah tinjauan di British Medical Journal sebelum munculnya varian omicron menemukan hanya 42,5 persen dari pasien yang tinggal di rumah selama seluruh periode isolasi. Di Inggris, tes Covid-19 gratis saat ini hanya tersedia untuk petugas kesehatan pemerintah, mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, dan orang yang masuk rumah sakit.

Sementara bagi orang-orang dengan gejala harus membayar biaya tes atau hanya disarankan untuk tinggal di rumah sampai mereka merasa lebih baik. Profesor kesehatan global di McGill University di Kanada Madhu Pai, menilai ini akan menjadi bencana, karena orang-orang akan benar-benar lengah jika varian yang lebih berbahaya muncul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement