REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian akan melantik penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan pada Oktober 2022. Ada beberapa nama yang beredar, termasuk Kapolda Metro Jaya Fadil Imran yang juga diisukan akan menggantikan Anies Baswedan.
Namun, Fadil Imran menegaskan dirinya tidak berminat mengisi jabatan sebagai PJ Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies. Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan di Jakarta sebagai Kapolda Metro Jaya.
"Saya tidak berminat. Catat itu. Banyak PR yang harus saya selesaikan untuk menjaga Jakarta," tegas mantan Kapolda Jawa Timur tersebut, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (24/5/2022).
Selain itu, Fadil mengatakan, dirinya masih mau membantu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mewujudkan Korps Bhayangkara yang dalam mewujudkan slogan Polri yakni prediktif, responsibilitas, transparansi berkeadilan (Presisi). Fadil menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya sejak November 2020 menggantikan Nana Sudjana.
"Saya masih ingin membantu Kapolri untuk mewujudkan Polri yang Presisi, Polri yang lebih baik," kata Fadil.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI, Zita Anjani, mengatakan bahwa Anies Baswedan telah memasang standar yang sangat tinggi sebagai pemimpin Jakarta. Bahkan kerja-kerjanya pun dicintai warga. Jadi, penggantinya pun harus orang yang punya jiwa kepemimpinan yang sama.
"Soal PJ Gubernur DKI Jakarta, sebetulnya kewenangan penuh ada di tangan Presiden melalui Kemendagri. Buat saya yang terpenting adalah pekerja, dan paham seluk beluk Jakarta," ujar politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu kepada Republika.co.id, Jumat (13/5/2022).
Menurut Zita, dari tiga nama yang diusulkan Tito Karnavian, semuanya bagus. Misalnya, Heru Budi yang pernah menjabat sebagai eksekutif ibu kota, tentu paham dengan Jakarta. Lalu, Sekda DKI Jakarta, Marullah dan Juri Ardiantoro juga banyak pengalaman dalam memimpin.
"Siapapun yang akan jadi PJ Gubernur, semoga bisa merealisasikan rencana pembangunan yang belum terealisasi, dan melanjutkan apa yang sudah berjalan. Salah satunya, Formula E," tutur Zita.