Selasa 24 May 2022 18:44 WIB

Lama Terpisah dari Kelompoknya, Dua Gajah Jantan di Riau Dipindahkan ke Jambi

Jambi kekurangan populasi gajah sumatera jantan.

Dua ekor Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) liar berada di atas mobil truck untuk dipindahkan (translokasi) di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Senin (23/5/2022). Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menangkap dua ekor gajah sumatera liar berjenis kelamin jantan yang terjebak di kebun warga untuk dipindahkan dikawasan hutan konservasi yang berada diluar Provinsi Riau.
Foto: ANTARA/Yudhie
Dua ekor Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) liar berada di atas mobil truck untuk dipindahkan (translokasi) di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Senin (23/5/2022). Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menangkap dua ekor gajah sumatera liar berjenis kelamin jantan yang terjebak di kebun warga untuk dipindahkan dikawasan hutan konservasi yang berada diluar Provinsi Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA PEKANBARU -- Pelaksana tugas Kepala Balai Besar KSDA Riau, Fifin Arfiana mengatakan, dua gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang terpisah dari kelompoknya dipindahkan dari Kabupaten Indragiri Hulu ke Provinsi Jambi pada Senin (23/5/2022). Saat dipindahkan, dua gajah jantan itu tengah berada di Desa Teluk Sungkai, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu.

"Bersama Balai Besar KSDA Riau, Pemerintah Daerah Indragiri Hulu, TNI, Polri, BPBD Kabupaten Indragiri Hulu serta masyarakat aktif melakukan mitigasi dan pemantauan serta pengamanan selama tiga bulan," kata Fifin kepada media di Pekanbaru, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga

Dua satwa dilindungi ini sudah berada di Desa Teluk Sungkai sejak Februari 2022. Fifin mengatakan, sebelum pemindahan, Balai Besar KSDA Riau atas arahan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Species dan Genetik (KKHSG), Kementerian LHK telah melakukan upaya uji tes DNA di Universitas Sriwijaya.

Hasilnya, keragaman haplotipe dan nukleotida cukup rendah. Tervalidasi tiga (tiga) haplotipe umum gajah sumatera di Pulau Sumatera (BS, BR, dan BT) dengan haplotipe dominan BR dan BT.

"Pemindahan dapat dilakukan dari individu gajah sumatera yang berbeda populasi serta menjadi upaya terjadinya aliran gen, kesehatan reproduksi, menjaga mutu genetik, dan mengatasi mutase," katanya.

Pemindahan dilakukan ke lokasi kantong di luar Provinsi Riau di mana hasil penelitian pada kantong gajah tersebut sex ratio jenis kelamin didominasi oleh betina serta keanekaragaman genetik rendah. Kedatangan dua ekor gajah jantan dari Provinsi Riau ini diharapkan bisa mendorong perbaikan keanekaragaman genetik.

Fifin menjelaskan, dua gajah sumatera itu terpisah pada 2021. Upaya pengembalian ke kelompoknya di kantong Gajah Tesso Tenggara pernah dilakukan, tetapi dua Gajah ini kembali keluar dari kantongnya sampai ke Kecamatan Kuala Cenaku di Kabupaten Indragiri Hulu.

Lokasi dua gajah sumatera tersebut sebagian besar merupakan areal rawa. Hal itu menyulitkan upaya mitigasi.

"Dalam proses pemindahan, Balai Besar KSDA Riau mendatangkan tiga gajah jinak, yaitu Yopi, Indah, dan Sengarun. Perjalanan menuju lokasi tujuan pemindahan memerlukan waktu yang relatif lama sehingga dalam mengantisipasi munculnya gangguan Balai Besar KSDA Riau menurunkan empat dokter hewan yang berasal dari Balai Besar KSDA Riau dan Direktorat KKHSG, Kementerian LHK," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement