REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Atlet Anggar perempuan asal Kuwait Kholoud Al-Mutairi memilih mengundurkan diri daripada harus bertanding melawan pemain asal Israel. Keputusannya ini semata-mata bentuk dukungannya terhadap rakyat Palestina yang terus hidup dibawah pencaplokan Israel.
Kholoud Al-Mutairi menarik diri dari International Wheelchair and Amputee Sport Federation (IWAS) World Cup 2022 di Thailand. Ajang tersebut mempertemukannya dengan lebih dari 100 pemain anggar dari seluruh dunia, dan setelah hasil imbang membuatnya bertanding dengan pemain anggar Israel.
"Pemain Kuwait, Kholoud Al-Mutairi, mengundurkan diri dari Piala Dunia IWAS di Thailand agar tidak bersaing dengan kontestan dari entitas Zionis," kata Komite Paralimpiade Kuwait mengonfirmasi di halaman Twitter-nya dan dilansir dari Al Araby, Selasa (24/5/2022).
Bulan lalu, langkah serupa dilakukan oleh pemain anggar Kuwait dalam babak penyisihan grup di Kejuaraan Anggar Dunia. Mohammad Al-Fadli akan bertanding melawan orang Israel di kejuaraan di Dubai tetapi membatalkan pertandingan karena sikap anti-normalisasi.
Pengguna media sosial Kuwait memuji kedua atlet tersebut karena menolak normalisasi dan menunjukkan dukungan untuk Palestina, sebuah sikap yang telah diambil tegas oleh negara Teluk. "Semoga Tuhan memberkati dia. Dia tetap nomor satu di mata kita," kata seorang pengguna Twitter.
"Pahlawan Kholoud," kata pengguna lain, dengan yang lain menggambarkannya sebagai pahlawan moral.
Pada September 2019, Al-Fadli mengundurkan diri dari turnamen internasional di Amsterdam setelah ia ditempatkan satu grup dengan pemain Israel. Memboikot pertandingan melawan lawan Israel adalah praktik umum bagi atlet Kuwait.
UEA menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020, yang menyebabkan dimulainya partisipasi Israel dalam acara olahraga dan budaya di negara Teluk itu. Keterlibatan Israel biasanya tidak disukai oleh negara-negara Arab lainnya dan telah menjadi penyebab boikot.
Pada Februari, inventor Kuwait Jenan Al-Shehab membatalkan penampilannya di Dubai Expo 2020 sebagai tanggapan atas pameran yang mengadakan paviliun "Hari Israel". Seperti kebanyakan negara Arab, Kuwait tidak memiliki hubungan diplomatik atau komersial dengan Israel dan telah secara ketat menerapkan undang-undang yang memboikot barang-barang Israel.
Negara Teluk melarang pemegang paspor Israel memasuki negara itu dan melarang warganya mengunjungi Israel. Negara Teluk memiliki undang-undang yang berlaku untuk menghukum ekspresi simpati publik untuk Israel.
https://english.alaraby.co.uk/news/kuwaiti-fencer-withdraws-match-over-israeli-opponent