REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petinggi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa kelompok gay dan biseksual lebih berisiko untuk terinfeksi virus monkeypox yang menyebabkan cacar monyet. Hal ini didasarkan pada temuan kasus-kasus cacar monyet di Eropa yang berkaitan dengan dua acara besar di Spanyol dan Belgia.
Salah satu acara yang dimaksud adalah Darklands Festival di Belgia yang merupakan festival "fetish". Sedangkan acara lainnya adalah The Canaria Pride yang merupakan parade perayaan untuk identitas homoseksual dan LGBT lain.
"Beberapa kelompok (gay dan biseksual) mungkin memiliki kemungkinan yang lebih untuk terpapar saat ini," jelas ahli epidemiologi CDC dr John Brooks, seperti dilansir FOX News, Rabu (25/5/2022).
Akan tetapi, dr Brooks mengingatkan bahwa penyakit menular tidak mengenal batas apa pun dan bisa mengenai siapa saja. Dengan kata lain, cacar monyet bukan penyakit yang eksklusif hanya mengenai komunitas gay dan biseksual.
Dr Brooks juga menjelaskan bahwa cacar monyet bukan penyakit menular seksual. Penyakit ini bisa ditularkan baik melalui kontak personal maupun seksual karena keduanya melibatkan kontak erat.
Hal senada juga diungkapkan oleh dr David Heymann yang sempat menjabat sebagai pemimpin untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut dr Heymann, wabah cacar monyet yang terjadi di negara-negara Eropa tampak berkaitan dengan aktivitas seksual yang terjadi dalam penyelenggaraan pesta besar di Spanyol dan Belgia.