Ahad 29 May 2022 03:14 WIB

WHO Ingatkan Cacar Monyet Mungkin Puncak Gunung Es

WHO memperkirakan akan ada lebih banyak kasus dalam beberapa hari mendatang

Rep: Santi Sopia/ Red: Christiyaningsih
WHO memperkirakan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet dalam beberapa hari mendatang. Ilustrasi.
Foto: CDC via AP
WHO memperkirakan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet dalam beberapa hari mendatang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan 200 kasus cacar monyet (monkeypox) yang ditemukan dalam beberapa pekan terakhir di sejumlah negara bisa jadi baru permulaan. WHO mengingatkan boleh jadi ini hanya puncak gunung es.

“Kami tidak tahu apakah kami hanya melihat puncak gunung es atau jika ada lebih banyak kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat,” kata Sylvie Briand, Kepala Kesiapsiagaan, Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (28/5/2022).

Baca Juga

Boleh jadi fenomena saat ini adalah awal dari wabah. Briand menyampaikan hal tersebut kepada perwakilan negara anggota yang menghadiri Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa. Briand memperkirakan akan ada lebih banyak kasus dalam beberapa hari mendatang. Namun dia juga menekankan agar publik tidak perlu panik.

“Ini bukan penyakit yang harus dikhawatirkan masyarakat umum. Bukan Covid atau penyakit lain yang menyebar dengan cepat,” lanjut dia.

Para ahli masih mencoba untuk menentukan apa penyebab utama yang telah mendorong situasi yang tidak biasa ini. Pemeriksaan awal tampaknya tidak menunjukkan bahwa virus yang menyebabkan cacar monyet telah berubah atau bermutasi.

Briand juga berharap penyebarannya bisa dihentikan. WHO memiliki peluang bagus untuk menghentikan penularan dari sematang dan melakukan tindakan yang tepat. “Kita mungkin dapat mengatasi ini dengan mudah,” tambah dia.

Sejak Inggris pertama kali melaporkan kasus cacar monyet yang dikonfirmasi pada 7 Mei, hampir 200 kasus telah dilaporkan ke badan kesehatan PBB di negara-negara yang jauh dari tempat di mana virus tersebut sudah jadi endemik. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa telah mencatat 219 jumlah kasus.

Monkeypox sudah jadi endemik di sejumlah negara Afrika barat dan tengah. Lalu kasus cacar monyet tiba-tiba terdeteksi di lebih dari 20 negara lain di seluruh dunia, termasuk AS, Australia, Uni Emirat Arab, dan belasan negara Uni Eropa. Kementerian Kesehatan Spanyol mengatakan 98 kasus telah dikonfirmasi sejauh ini, sementara Inggris saat ini telah melihat lebih dari 100 kasus infeksi yang diverifikasi.

Sementara itu Portugal telah mendaftarkan 74 kasus yang dikonfirmasi, otoritas kesehatan menambahkan bahwa infeksi ini terjadi pada pria, terutama yang berusia di bawah 40 tahun. Argentina mengonfirmasi dua kasus cacar monyet pertama di Amerika Latin pada Jumat (27/5/2022).

Cacar monyet terkait dengan cacar, penyakit mematikan yang telah diberantas pada tahun 1980. Namun cacar monyet jauh lebih ringan, dengan rasio kematian 3-6 persen. Kebanyakan orang pulih dalam tiga sampai empat pekan.

Gejala awal termasuk demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam seperti cacar air. Tidak ada banyak cara pengobatan, tetapi ada beberapa antivirus yang dikembangkan untuk melawan cacar, termasuk yang baru-baru ini disetujui oleh European Medicines Agency.

Vaksin yang dikembangkan untuk cacar juga telah ditemukan sekitar 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet. Namun, karena cacar tidak menjadi ancaman selama lebih dari empat dekade, kebanyakan orang di bawah usia 45 tahun belum menerima vaksin dan persediaan suntikan saat ini sangat terbatas.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement