REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan langkah Rusia memblokir pelabuhan Ukraina menghalangi negara itu mengekspor 22 juta ton gandum. Hal ini memicu krisis pangan dunia.
Dalam pidato rutinnya, Senin (30/5/2022) malam Zelenskyy mengatakan pemblokiran itu mengancam negara-negara yang bergantung pada gandum mengalami kelaparan. Menurutnya hal ini dapat menciptakan krisis imigrasi baru.
"Ini jelas sesuatu yang dicari pemimpin-pemimpin Rusia," katanya.
Zelenskyy menuduh Moskow sengaja menciptakan masalah ini sehingga seluruh Eropa kesulitan dan Ukraina tidak mendapat miliaran dolar dari ekspornya. Ia mengatakan klaim Rusia sanksi-sanksi terhadapnya menyulitkan ekspor lebih banyak merupakan "sinis" dan kebohongan.
Sementara itu pemimpin-pemimpin negara anggota Uni Eropa berkompromi untuk mengembargo minyak Rusia dalam rapat yang fokus membahas Ukraina. Sebelumnya Hungaria menjadi negara yang paling vokal menolak sanksi tersebut.
Embargo ini hanya berlaku pada minyak Rusia yang dikirimkan melalui jalur laut. Sehingga minyak yang dikirim melalui pipa masih dapat dikirimkan. Di Twitter Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel mengatakan embargo tersebut mencakup dua pertiga impor minyak Rusia.
"Memotong banyak sumber pendanaan mesin perang, tekanan maksimal pada Rusia untuk mengakhiri perang," cicitnya.
Ia menambahkan para pemimpin blok Eropa juga setuju untuk memotong bank terbesar Rusia yakni Sberbank dari sistem SWIFT. Serta melarang tiga stasiun televisi Rusia lagi untuk mengudara di Eropa.