REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Orang-orang Palestina memperingati Hari Nakba pada 15 Mei sebagai hari pengusiran mereka dari wilayahnya sendiri. Nakba berarti "bencana" dan Palestina menganggap Nakba sebagai proses berkelanjutan yang dimulai dengan kedatangan pemukim Zionis pada pergantian abad ke-20.
Setelah Deklarasi Balfour pada 1917 dan beberapa dekade pemerintahan "Mandat" Inggris, orang-orang Palestina perlahan-lahan didorong keluar dari tanah air mereka. Awalnya dengan pembelian tanah oleh kelompok-kelompok Zionis. Tetapi kemudian, setelah penarikan Inggris dari Mandat Palestina dengan paksa, sekitar 700 ribu warga Palestina diusir dari rumah mereka selama Nakba dan dicegah pulang oleh Israel.
Hari ini mereka dan keturunan mereka berjumlah jutaan dan masih tetap berada di pengasingan, terutama di negara-negara tetangga Arab. Pengusiran warga Palestina itu diikuti dengan proses penghapusan dan Yudaisasi atas wilayah-wilayah yang baru diakuisisi oleh Israel. Akibatnya, banyak landmark dan kota Israel saat ini dibangun di atas daerah di mana orang-orang Palestina pernah tinggal.
Dilansir dari Middle East Eye pada Selasa (31/5/2022), beberapa tempat yang dibangun zionis Israel yang sebelumnya merupakan desa-desa Palestina yang dirampas.
1. Universitas Tel Aviv
Sebelumnya merupakan Desa Palestina Sheikh Muwannis, dinamai menurut nama orang suci yang makamnya terletak di dalamnya. Desa ini dihuni oleh anggota suku Abu Kish. Penduduk desanya dikenal di seluruh Palestina karena jeruk, pisang, dan semangka yang mereka tanam di kebun mereka.
Setelah dialokasikan untuk kontrol Yahudi di bawah awalnya Inggris dan kemudian rencana pembagian PBB, penduduk desa meninggalkan rumah mereka pada Maret 1948 di bawah ancaman dari milisi Zionis.
Setelah kedatangan tentara Zionis, sebagian besar dari 2.000 penduduk desa yang kuat melarikan diri ke kota Qalqiliya dan Tulkarem di Tepi Barat. Bagian dari kampus Universitas Tel Aviv dibangun di lokasi desa pada 1956.