Selasa 31 May 2022 23:49 WIB

Google Luncurkan Skala Warna Kulit Baru untuk Sistem Kecerdasan Buatan

Alat itu disebut skala Warna Kulit Monk yang memiliki sepuluh warna kulit.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Google meluncurkan skala warna kulit yang lebih beragam untuk mengembangkan sistem kecerdasan buatannya (AI). Profesor dari Harvard University Dr Ellis Monk menamakan alat itu sebagai skala Warna Kulit Monk yang memiliki sepuluh warna kulit.

Google akan mengganti skala warna kulit yang sudah ketinggalan zaman dan memiliki bias terhadap kulit yang lebih pucat. Perusahaan teknologi mengklaim itu akan digunakan untuk meningkatkan produk seperti pencarian dan foto.

Baca Juga

Apa itu skala kulit?

Pembelajaran mesin sejenis AI digunakan oleh banyak teknologi termasuk kamera yang mengenali wajah untuk membuka kunci ponsel atau saat foto Anda dikategorikan secara otomatis. Namun, untuk sampai ke titik ini, peneliti perlu melatih teknologinya agar bisa mengenali berbagai macam orang.

Oleh karena itu, alat ini menggunakan skala kulit. Salah satu skala kulit yang paling populer adalah skala Fitzpatrick. Awalnya, skala tersebut digunakan pada tahun 1975 untuk mengklasifikasikan respons berbagai jenis kulit terhadap sinar ultraviolet. Fitzpatrick membagi kulit menjadi enam warna kulit.

Perusahaan teknologi sekarang menggunakan skala Fitzpatrick untuk mengkategorikan orang dalam gambar dan mengukur sejumlah hal, seperti sistem pengenalan wajah atau sensor detak jantung jam tangan pintar yang berfungsi baik di semua warna kulit.

Namun, banyak orang yang mengatakan skala Fitzpatrick tidak cukup memiliki warna kulit yang beragam. “Jika Anda mengatakan, saya menguji model saya untuk memastikan skala dapat bekerja dengan baik untuk warna kulit yang lebih gelap, tetapi Anda menggunakan skala yang tidak mewakili kebanyakan orang dengan warna kulit itu. Ini membuat Anda tidak tahu seberapa baik dan berfungsi skala itu," kata pakar AI Google Xango Eyeé.

Sementara itu, skala Warna Kulit Monk yang diumumkan pada awal Mei memiliki sepuluh warna kulit yang diklaim dapat mewakili warna kulit dari banyak orang. Skala itu sudah digunakan untuk menyaring hasil di pencarian Google. Misal, pencarian gambar make up yang akan menampilkan gambar yang lebih beragam.

Ada juga filter foto real tone yang dirancang untuk bekerja lebih baik saat digunakan pada gambar kulit yang lebih gelap. Google mengatakan pada akhirnya skala baru akan digunakan di semua produknya.

Selain itu, skala Monk juga dapat digunakan oleh pengembang lain. Google telah membuka sumber sistem klasifikasi skala Warna Kulit Monk yang berarti perusahaan lain dapat menggunakannya untuk menggantikan skala warna kulit paling populer yang digunakan sekarang.

Mengapa itu penting?

Dilansir BBC, Selasa (31/5/2022), jika teknologi tidak dikembangkan menggunakan data yang beragam, itu tidak akan bekerja secara efektif untuk semua orang apa pun warna kulitnya. Namun, bukan hanya dalam teknologi yang menjadi masalah.

Belum lama ini ada pengakuan banyak produk tidak melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk mewakili warna kulit yang beragam. Di masa lalu, banyak perusahaan memiliki pilihan yang sangat terbatas atau hanya satu untuk produk berwarna kulit dan ini biasanya dirancang untuk warna kulit putih. Banyak orang merasa frustasi karena butuh waktu lama untuk melihat perubahan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement