Ahad 05 Jun 2022 14:32 WIB

Korban Tewas Ledakan Depot Kontainer Bangladesh Jadi 28 Orang

Api membakar proyek kerja sama Bangladesh-Belanda, BM Inland Container Depot.

Rep: Lintar Satria/AP/ Red: Muhammad Fakhruddin
Korban Tewas Ledakan Depot Kontainer Bangladesh Jadi 28 Orang (ilustrasi).
Foto: Foto : MgRol112
Korban Tewas Ledakan Depot Kontainer Bangladesh Jadi 28 Orang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,DHAKA -- Kebakaran besar di depot kontainer pelabuhan selatan Bangladesh menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai 100 lebih lainnya. Pemadam kebakaran masih kesulitan menjinakan api.

Api membakar proyek kerja sama Bangladesh-Belanda, BM Inland Container Depot pada Sabtu (4/6/2022) malam setelah kontainer berisi bahan kimia meledak. Penyebab kebakaran belum dipastikan. Depot itu terletak di Chittagong sekitar 216 kilometer Ibukota Dhaka.

Baca Juga

Direktur Jenderal Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil Brigadir Jenderal Main Uddin mengatakan lima orang petugas pemadam kebakaran turut menjadi korban tewas. Sekitar 15 pemadam lainnya sedang diobati karena luka bakar.

Uddin mengatakan sejumlah ledakan terjadi setelah api terus menyebar. Pakar ledakan dari militer Bangladesh telah diminta untuk membantu pemadam kebakaran.

Pemerintah dan media lokal mengatakan memecahkan kaca-kaca gedung-gedung terdekat dan guncangan dirasakan hingga 4 kilometer. Hingga Ahad (5/6) malam pemadam kebakaran masih berusaha mengendalikan api.

Stasiun televisi Ekattor melaporkan hingga Ahad pagi jumlah korban tewas menjadi 28 orang. Kepala kesehatan sipil setempat mengatakan jumlahnya dapat bertambah. Banyak yang meninggal dunia di  Chattogram Medical College Hospital dan sebagian lainnya ditemukan di lokasi kejadian.

Banyak kontainer di depot itu yang diyakini berisi benda kimia. Depot yang terletak sekitar 20 kilometer dari Pelabuhan Chittagong tersebut menyimpan para ekspor dan impor.

Bangladesh memiliki sejarah kecelakaan industri yang panjang termasuk kebakaran di pabrik yang menewaskan pekerja di dalamnya. Kelompok pemantau menilai korupsi dan lemahnya penegakan peraturan keselamatan kerja yang menyebabkan insiden selama bertahun-tahun. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement