Selasa 07 Jun 2022 17:30 WIB

Kutub Utara Vs Kutub Selatan, Wilayah Mana yang Miliki Es Lebih Banyak?

Lapisan es di kutub utara dan selatan berubah sepanjang tahun.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Kutub Utara
Foto: Reuters
Kutub Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kutub Utara dan Kutub Selatan keduanya dingin karena masing-masing berada di bagian atas dan bawah bumi. Lapisan es di Kutub Utara (Arktik) dan Selatan (Antartika) berubah sepanjang tahun. Lapisan es naik selama musim dingin yang panjang, gelap, dan mencair selama musim panas yang cerah dan semakin panas.

Es laut yang mengapung, tumbuh, dan mencair di atas lautan menyumbang sebagian besar fluktuasi lapisan es di Kutub Utara dan Selatan. Es laut yang terbentuk di Kutub Utara tidak sama seperti es laut yang terjadi di Antartika karena Arktik hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. 

Baca Juga

Kutub Utara Vs Kutub Selatan, Mana yang Lebih Dingin?

Menurut Pusat Data Salju & Es Nasional (NSIDC), es laut Kutub Utara yang terapung lebih cenderung menyatu, menghasilkan es laut Kutub Utara sekitar 2 hingga 3 meter lebih tebal daripada es laut Antartika, yaitu sekitar 1 sampai 2 meter.

Menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional, es laut Arktik memiliki luas minimum 2,5 juta mil persegi (6,5 juta kilometer persegi) dan luas maksimum rata-rata 6 juta mil persegi (15,6 juta kilometer persegi). 

Sedangkan es laut Antartika memiliki luas minimum yang lebih rendah 1,2 juta mil persegi (3,1 juta kilometer persegi) dan luas maksimum yang lebih besar rata-rata 7,2 juta mil persegi (18,8 juta km persegi).

Meskipun demikian, tidak ada keraguan bahwa Kutub Selatan memiliki es total lebih banyak daripada rata-rata Kutub Utara. Sebab, selain es laut, Kutub Selatan juga memiliki daratan es. 

Menurut National Science Foundation, lapisan es di Antartika memiliki ketebalan hingga 3 mil dan mencakup sekitar 5,3 juta mil persegi (13,7 juta km persegi), kira-kira sama dengan luas gabungan Amerika Serikat dan Meksiko yang berdekatan. Secara total, Antartika adalah rumah bagi sekitar 90 persen es dunia.

"Volume dan massa es di daratan berubah sedikit di musim panas sebagai sebagian kecil dari jumlah di musim dingin karena volume dan massanya sangat besar," kata Cecilia Bitz, ilmuwan iklim kutub di University of Washington di Seattle.

Ketebalan dan hamparan es laut musim panas Arktik telah berkurang secara substansial selama 30 tahun terakhir, menurut penelitian tentang jumlah es di kutub. Ini sejalan dengan bukti pemanasan Arktik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement