Selasa 07 Jun 2022 17:25 WIB

Muhammadiyah Sakit Hati Nabi Muhammad Dihina di India

Muhammadiyah minta negara Muslim mengirim surat protes atas penghinaan Nabi Muhammad.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad. Muhammadiyah Sakit Hati Nabi Muhammad Dihina di India
Foto: Dok Muhammadiyah
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad. Muhammadiyah Sakit Hati Nabi Muhammad Dihina di India

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi massa (ormas) Islam Muhammadiyah mengaku sangat sakit hati ketika mendengar pernyataan Juru Bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) Nupur Sharma yang menghina Nabi Muhammad SAW. Muhammadiyah meminta negara-negara Muslim protes terhadap tindakan tersebut, termasuk mengirimkan surat.

"Ya, kami sangat sakit hati dengan penghinaaan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang sangat saya hormati dan saya cintai," kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad saat dihubungi Republika, Selasa (7/6/2022). 

Baca Juga

Menurut Dadang, negara-negara Muslim harus protes terhadap penghinaan juru bicara Partai BJP tersebut. Salah satunya caranya yaitu dengan mengrim surat resmi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi Islam dunia yang isinya protes keras kepada pemerintah India.

Sebelumnya, Juru Bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) Nupur Sharma menghina Nabi Muhammad SAW dan mengolok-olok Alquran dalam sebuah debat di televisi pada Mei lalu. Selama diskusi yang disiarkan di Times Now pada 26 Mei lalu, Nupur Sharma diduga mengolok-olok Alquran dengan mengatakan ‘Bumi itu datar’. Sharma bahkan mengolok Nabi Muhammad karena menikahi gadis yang masih kecil. 

“Nabi Muhammad SAW menikahi seorang gadis berusia enam tahun dan kemudian berhubungan dengannya pada usia sembilan tahun,” ujar Sharma dalam sebuah video yang kini telah dihapus oleh saluran televisi tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement