REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Komandan Pasukan Darat Angkatan Darat Iran memperingatkan para pemimpin rezim Israel bahwa Iran akan menghancurkan Tel Aviv dan Haifa di Israel jika melakukan langkah yang salah.
Pernyataan ini dia sampaikan merujuk pada pernyataan pemimpin revolusi Islam Iran. "Atas perintah Pemimpin Revolusi Islam, kami akan menghancurkan Tel Aviv dan Haifa dengan (jika ditemukan) gerakan musuh yang salah," tegas Brigadir Jenderal Kiomars Heydari, seperti dilansir Tehran Times, Rabu (8/6/2022).
Heydari menambahkan, rezim zionis Israel adalah perampas tanah yang telah menduduki tanah Muslim.
Dia menekankan, tanah tersebut akan kembali ke Islam dalam waktu kurang dari 25 tahun. Pejabat tinggi militer itu juga menegaskan, prestasi militer dan pertahanan Angkatan Darat Republik Islam Iran adalah ‘duri’ di mata musuh.
Semua unit Angkatan Darat dilengkapi dengan senjata berpemandu presisi, jarak jauh dan smart. "Jangkauan kendaraan udara tak berawak (UAV) dan rudal operasional Angkatan Darat telah meningkat," kata komandan menekankan.
Heydari juga menyinggung drone bawah tanah rahasia Angkatan Darat yang dipamerkan baru-baru ini. "Semua peralatan ini adalah untuk menanggapi agresi bodoh musuh-musuh Revolusi Islam, dan senjata ringan pasukan darat sedang diubah, diperbarui, dan dilokalisasi," ujarnya.
Selain itu, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran menyebut Israel memiliki rencana untuk membunuh Presiden Iran Ibrahim Raisi dan pejabat senior lainnya. Rencana ini merupakan upaya Israel mengacaukan politik Teheran.
Dalam pengumuman di saluran Telegram resminya, IRGC mengutip sumber-sumber anonim intelijen Iran bahwa, intelijen Israel, Mossad, bertujuan membunuh Raisi di luar Ibu Kota Iran, Teheran.
Rencana ini bertujuan menggoyahkan Iran, meruntuhkan ekonomi dan mata uang nasionalnya yang akan menyebabkan protes besar-besaran.
Intelijen itu kemudian memaksa Kementerian Intelijen dan Keamanan Iran menginformasikan rencana tersebut kepada Presiden Raisi. Akibatnya, Raisi membatalkan beberapa kunjungan dan partisipasi dalam acara-acara di luar Teheran, karena situasi genting.