Kamis 09 Jun 2022 13:45 WIB

Lima Pabrik Gula Baru Resmi Beroperasi, Bisa Topang Target Swasembada

Produksi gula dari lima pabrik baru ini ditargetkan mencapai 400 ribu ton pada 2022.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Stok gula dalam gudang di Pabrik (ilustrasi)
Foto: usiness.financialpost.com
Stok gula dalam gudang di Pabrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lima pabrik gula tebu baru yang tergabung dalam Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) menargetkan produksi gula pada tahun ini mencapai 400 ribu ton. Total produksi itu berkontribusi sekitar 12 persen dari total kebutuhan gula konsumsi nasional yang mencapai 3,2 juta ton setiap tahun.

Koordinator Nasional Munas I, Gapgindo, Syukur Iwantoro mengatakan, mesin penggilingan dari kelima pabrik baru itu menggunakan teknologi modern sehinga mampu menghasilkan produksi dan kualitas secara optimal.

Baca Juga

Dalam dua tahun ke depan, Gapgindo menargetkan total produksi bisa mencapai 600 ribu ton atau 20 persen dari kebutuhan nasional.

"Kami punya komitmen yang kuat dan tentu petani hidupnya harus sejahtera sehingga akan bergairah merawat tebunya dengan pasokan dan kualitas yang sesuai," kata Syukur dalam Pembukaan Musyawaran Nasional I Gapgindo, Kamis (9/6/2022).

Saat ini rata-rata produksi gula tebu nasional khusus untuk kebutuhan konsumsi masyarakat baru berkisar 2,31 juta ton sehingga masih terjadi defisit sekiar 850 ribu ton dari kebutuhan nasional 3,2 juta ton.

Beroperasinya pabrik gula baru diharapkan bakal menggenjot produksi gula hingga mencapai swasembada pada tahun 2024. Target swasembada tahun 2024 juga dicanangkan oleh Kementerian Pertanian untuk melepaskan diri dari ketergantungan impor yang terjadi lebih dari setengah abad.

Syukur menjelaskan, untuk bisa mencapai peningkatan produksi itu, pabrikan tidak membutuhkan investasi tambahan. Upaya yang perlu dilakukan hanya dengan memperbaiki jenis benih yang digunakan serta penggunaan pupuk yang sesuai dengan tebu.

Dengan upaya itu, ditargetkan rendemen tebu bisa mencapai 8-9 persen yang dinilai mampu meningkatkan produksi hingga 600 ribu ton. Upaya lainnya, pabrikan juga akan menerapkan sistem pembayaran langsung dengan petani. Dengan begitu, petani tidak akan terlambat dalam melakukan peremajaan tebu dengan varietas yang lebih unggul.

"Sekarang masalahnya kualitas tebu belum sesuai syarat tapi Insya Allah 2024 sudah bisa menyesuaikan dengan yang pabrikan inginkan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement