REPUBLIKA.CO.ID, —Dalam Islam, sholat lima waktu memiliki kedudukan istimewa, yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lain. Sholat lima waktu adalah tiang agama, dan agama bisa tegak karenanya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
“Islam adalah puncak segala sesuatu, dan sholat adalah tiangnya. Ujung tombaknya adalah jihad di jalan Allah.”
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqh As-Sunnah, shalat merupakan ibadah pertama yang diwajibkan Allah SWT. Shalat juga merupakan ibadah pertama yang akan dihisab dari diri seorang manusia, dan shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah SAW yang disampaikan kepada umatnya pada saat beliau akan meninggal dunia.
Allah SWT sangat membenci orang-orang yang menganggap remeh sholat dan mengancam orang yang meninggalkannya. Hal ini karena sholat merupakan persoalan agung yang memerlukan hidayah khusus, maka Nabi Ibrahim alaihissalam Memohon kepada Tuhan agar menjadikan dirinya dan keluarganya untuk senantiasa melaksanakan sholat .
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat , ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku,” (QS Ibrahim [14]: 40).
Siapa Sayyid Sabiq?
Muhammad Sayyid Sabiq merupakan dosen Universitas al-Azhar Kairo Mesir dan Ummul Qura Makkah. Dia adalah ulama kontemporer Mesir yang memiliki reputasi internasional di bidang fikih dan dakwah Islam.
Sayyid Sabiq lahir di Istanha, Mesir pada 1915 M. Dia sudah hafal Alquran sejak usia 9 tahun. Peraih penghargaan King Faisal Prize dalam bidang kajian Islam ini menempuh pendidikannya di Universitas al-Azhar dan Universitas Ummul Qura Makkah. Dia wafat pada tahun 2000 dan dimakamkan di tempat kelahirannya.
Sepanjang hidupnya, Sayyid Sabiq telah banyak menerima penghargaan atas ketokohan dan keilmuannya. Di antaranya, dia mendapatkan Piagam Penghargaan Mesir yang dianugerahkan oleh Presiden Mesir, Mohammad Husni Mobarak, pada 5 Maret 1988.
Di tingkat regional, dia juga pernah mendapat penghargaan Jaaizah al-Malik Faisal al-Alamiah pada 1994 dari Kerajaan Arab Saudi atas usahanya menyebarkan dakwah Islam.