Selasa 14 Jun 2022 22:46 WIB

Warga Cianjur Diimbau Tetap Terapkan Prokes Antisipasi Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Hingga kini belum ditemukan kasus Subvarian Omicron di wilayah Cianjur, Jawa Barat.

Red: Nora Azizah
Hingga kini belum ditemukan kasus Subvarian Omicron di wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Hingga kini belum ditemukan kasus Subvarian Omicron di wilayah Cianjur, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengimbau warga di berbagai kecamatan, terutama wilayah tujuan wisata tetap menjalankan prokes ketat guna menghindari terpapar COVID-19 varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi menyebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Sekretaris Dinkes Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Selasa (14/6/2022) mengatakan, untuk Jawa Barat, khususnya Cianjur, hingga saat ini belum ditemukan kasus COVID-19 dengan kedua varian baru itu.

"Tapi untuk antisipasi perlu dilakukan karena Cianjur berdekatan dengan wilayah yang sudah ditemukan kasus COVID-19 varian baru seperti Jakarta. Terlebih setiap akhir pekan banyak wisatawan dari Jabodetabek yang datang ke tempat wisata di kawasan Puncak-Cianjur," katanya.

Baca Juga

Sejak dua bulan terakhir, kata dia, Cianjur sudah nol kasus COVID-19, sehingga berbagai kelonggaran telah dilakukan termasuk membuka masker di luar ruangan. Namun seiring merebaknya varian baru virus berbahaya itu, warga diminta untuk kembali meningkatkan prokes terutama di tempat umum. Warga tetap diminta untuk menggunakan masker saat beraktiftas di luar rumah, terutama di pusat keramaian, menjaga jarak dan kembali rajin mencuci tangan dan mandi setelah pulang dari beraktifitas.

"Kewaspadaan harus kembali ditingkatkan warga berbagai kalangan, sehingga Cianjur tetap bisa mempertahankan nol kasus COVID-19 yang sudah berjalan dua bulan. Kewaspadaan ini juga sebagai upaya antisipasi masuknya COVID-19 Omicron varian baru," katanya.

Hingga saat ini, tambah dia, Dinkes terus menggenjot vaksinasi yang capaiannya untuk dosis pertama sudah di angka 95 persen, dosis kedua 90 persen dan dosis ketiga baru 30 persen. "Kami terus menggenjot agar vaksinasi untuk umum semua tahapan terus meningkat, sehingga herd immunity warga meningkat dan dapat menangkal virus berbahaya varian baru," kata Yusman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement