REPUBLIKA.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Ratusan santri, alumni dan kiai datang secara bergelombang ke Hall La Tansa Mashiro di Pondok Pesantren La Tansa 2 Rangkasbitung, Banten, pada Rabu (15/6/2022) pagi. Kedatangan mereka untuk menghadiri acara Haul Akbar KH Ahmad Rifa'i Arief dan Silaturrahim Nasional Alumni Daar El-Qolam dan La Tansa.
KH Ahmad Rifa'i Arief adalah ulama pendiri Pondok Pesantren Daar El-Qolam dan La Tansa. Beliau meninggalkan wasiat yang berbunyi, "Anak-anakku tercinta, ijazah yang hakiki bukanlah ijazah secarik kertas, tetapi kesungguhanmu dan keikhlasanmu memberi manfaat di masyarakat."
Pengasuh Pondok Pesantren La Tansa sekaligus Dzuriyah KH Ahmad Rifa'i Arief, KH Adrian Mafatihallah Kariem, mengajak semua santri dan alumni mengingat kembali pesan pendiri Pesantren Daar El-Qolam dan La Tansa. Sebagaimana diketahui, Pesantren Daar El-Qolam didirikan tahun 1968 dan La Tansa tahun 1991 oleh KH Ahmad Rifa'i Arief.
Kiai Adrian menyampaikan, sekarang menggelar haul akbar KH Ahmad Rifa'i Arief yang ke-25 tahun semenjak wafatnya pada 15 Juni 1997. Haul akbar dan silaturrahim nasional ini merupakan media yang sangat efektif untuk merajut kerinduan antar alumni Pondok Pesantren Daar El-Qolam dan La Tansa. Alumni kedua pesantren ini telah tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara.
"Diharapkan (santri dan alumni serta para kiai) semakin solid ukhuwah kekeluargaannya, persaudaraannya, keislamannya, dan harapan yang paling penting sebagaimana yang diharapkan oleh KH Ahmad Rifa'i Arief," kata Kiai Adrian saat diwawancarai Republika di Pondok Pesantren La Tansa 2 Rangkasbitung, Banten, Rabu (15/6/2022) pagi.
Kiai Adrian mengingatkan lagi pesan KH Ahmad Rifa'i Arief, bahwa ijazah yang terpenting bukan ijazah secarik kertas tetapi kesungguhan dan keikhlasan memberikan manfaat atau pengabdian di masyarakat. Inilah pesan dan harapan KH Ahmad Rifa'i Arief dan dzuriyahnya.