Kamis 16 Jun 2022 16:26 WIB

Kekurangan Vitamin yang Satu Ini Bisa Sebabkan Demensia, Bahkan Sejak Usia Muda

Sudah banyak studi yang mengaitkan kekurangan vitamin dengan demensia.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Pengidap demensia (Ilustrasi). Demensia juga bisa memengaruhi sejak usia muda. Kekurangan vitamin D dapat menjadi penyebabnya.
Foto: Pixabay
Pengidap demensia (Ilustrasi). Demensia juga bisa memengaruhi sejak usia muda. Kekurangan vitamin D dapat menjadi penyebabnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demensia rupanya tidak hanya memengaruhi orang tua. Di Inggris, lebih dari 42 ribu orang usia muda mengembangkan demensia dan menderita gejala yang mengubah hidup mereka.

Satu kesamaan yang dimiliki kedua populasi adalah adanya protein beracun di otak mereka. Menurut penelitian baru, mempertahankan kadar vitamin D yang sehat dapat membantu melindungi otak dari kerusakan yang tidak perlu tersebut.

Baca Juga

Temuan studi baru yang dipimpin oleh University of Australia menunjukkan pentingnya menjaga kadar vitamin D yang sehat untuk melindungi otak dari penurunan kognitif. Penelitian ini menambah banyaknya studi yang menyoroti hubungan antara demensia dan kekurangan vitamin D.

Terkait hubungan antara vitamin D, fitur neuro-imaging, dan risiko demensia dan strok, penelitian ini membuat beberapa penemuan kunci. Para ilmuwan menemukan bahwa rendahnya kadar vitamin D dikaitkan dengan volume otak yang lebih rendah dan peningkatan risiko demensia dan strok.

Analisis genetik mendukung efek kausal dari kekurangan vitamin D dan demensia. Sebanyak 17 persen kasus demensia dapat dicegah dengan meningkatkan kadar vitamin D ke kisaran normal pada populasi umum.

Survei Diet dan Nutrisi Nasional tahun lalu mengungkapkan bahwa sekitar satu dari enam orang dewasa di Inggris memiliki kadar vitamin D yang rendah dalam darah mereka. Data juga menunjukkan bahwa hampir setengah dari penduduk Inggris (49 persen) tidak menyadari anjuran untuk mengonsumsi suplemen selama bulan-bulan musim dingin.

Sebagian besar organ tubuh membersihkan racun dengan bantuan sistem limfatik, tetapi otak menggunakan sistem saluran air yang berbeda. Cairan serebrospinal bergantung pada denyut arteri untuk secara aktif mencuci otak, mengumpulkan sampah, sebuah mekanisme yang dikenal sebagai sistem glymphatic.

Ketika sistem ini terputus-putus, protein yang berlebihan terkumpul di antara neuron-neuron organ, menggagalkan komunikasi antar sel. Vitamin D, berkat kualitas neuroprotektifnya, dipercaya dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan tersebut.

Nutrisi ini juga secara luas dianggap sebagai neurosteroid yang terlibat dalam regulasi gen yang penting untuk fungsi otak. Peneliti senior dan Direktur UniSA’s Australian Centre for Precision Health, Prof Elina Hyppönen, mengatakan temuan tersebut menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengatasi kekurangan vitamin D pada populasi yang lebih luas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement