REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Bank sentral China mempertahankan suku bunga pinjaman acuan untuk pinjaman perusahaan dan rumah tangga tak berubah pada penetapan kebijakan Juni pada Senin (20/6/2022). Suku bunga pinjaman satu tahun (loan prime rate/LPR), suku bunga pinjaman acuan berbasis pasar, dipertahankan di 3,70 persen, dan LPR lima tahun tidak berubah di 4,45 persen.
Ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Sekitar 90 persen pedagang dan analis dalam survei Reuters pekan lalu memperkirakan China tidak akan mengubah suku bunganya, karena bank sentral global memperketat batasan ruang untuk manuver kebijakan guna menahan perlambatan ekonomi.
Sebagian besar pinjaman baru dan terutang di China didasarkan pada LPR satu tahun. Suku bunga lima tahun mempengaruhi perkiraan suku bunga hipotek (KPR), di mana banyak pemberi pinjaman mendasarkan suku bunga KPR mereka.
Sikap China berbeda dengan sejumlah bank sentral lainnya. Bank sentral AS, Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 1,5 persen-1,75 persen. Ini merupakan kenaikan tertinggi sejak 1994
Bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), menaikkan suku bunga utamanya untuk pertama kalinya dalam 15 tahun secara mengejutkan pada Kamis (16/6/2022). Suku bunga acuan nsik menjadi minus 0,25 persen dari level minus 0,75 persen.
Menyusul Swiss, Bank of England menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen. Ini merupakan yang kelima kalinya pada tahun ini.