Rabu 22 Jun 2022 08:57 WIB

Dampak PMK, Pasar Sapi di Pamekasan Sepi dalam Dua Pekan

Warga dan pedagang khawatir untuk membeli sapi karena wabah PMK

Red: Nur Aini
Aktivitas di Pasar Hewan, ilustrasi. Pasar sapi di Pamekasan, Jawa Timur, sepi dalam 2 pekan terakhir ini akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi sebagian peternak di wilayah itu.
Foto: Republika/Bayu Adji
Aktivitas di Pasar Hewan, ilustrasi. Pasar sapi di Pamekasan, Jawa Timur, sepi dalam 2 pekan terakhir ini akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi sebagian peternak di wilayah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Pasar sapi di Pamekasan, Jawa Timur, sepi dalam 2 pekan terakhir ini akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi sebagian peternak di wilayah itu. Salah satunya, seperti Pasar Sapi Keppo, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan yang terletak sekitar 10 kilometer ke arah timur Kota Pamekasan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Selasa (22/6/2022), tak satu pun ada sapi di pasar ini, baik dari pedagang maupun peternak sapi.

Baca Juga

"Sudah sejak 2 pekan lalu sepi," kata petugas keamanan pasar dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Hairul.

Tidak hanya di Pasar Sapi Keppo, sejumlah pasar hewan, seperti Pasar 17 Agustus, Kelurahan Bugih, Pamekasan juga terpantau sepi. Di pasar ini, penjualan hewan hanya jenis burung. Padahal, biasanya juga sapi dan kambing. Demikian pula di Pasar Hewan Blumbungan di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan (DKPPP) Pemkab Pamekasan Ajib Abdullah, pasar hewan itu sepi karena warga dan pedagang khawatir untuk membeli sapi. "Kalau di sini, 'kan tidak ada kebijakan menutup pasar. Pasar-pasar itu sepi karena pedagang dan peternak takut untuk membeli hewan. Secara otomatis peternak yang hendak menjual hewan juga tidak bisa karena pembelinya tidak ada," katanya lewat telepon, Selasa.

Ajib menjelaskan bahwa pihaknya memang meminta agar para peternak menahan diri terlebih dahulu untuk membeli sapi di pasaran. Apalagi, sapi yang dijual di pasaran itu belum diketahui asalnya.

"Kan ada sapi yang dikirim dari Jawa. Jadi, meski di sini aman dari PMK, sapi yang berasal dari luar Madura ini, misalnya tertular PMK, secara otomatis akan menular ke sapi-sapi lain," katanya, menjelaskan.

Sapi sakit bergejala seperti terserang wabah PMK pertama kali diketahui terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Kadur, Pamekasan dan di Kecamatan Larangan. Namun, dalam perkembangannya menyebar di hampir semua kecamatan, bahkan di Kecamatan Proppo, Pamekasan sudah ada sapi yang positif terpapar PMK berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement