Jumat 24 Jun 2022 17:05 WIB

Lima Hadits tentang Senyum Rasulullah

Nabi Muhammad selalu ceria dan berwajah cerah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Lima Hadits tentang Senyum Rasulullah
Foto: republika
Lima Hadits tentang Senyum Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad selalu ceria dan berwajah cerah. Ada lima hadits yang menyebutkan mengenai senyum Rasulullah SAW, seperti dilansir di About Islam.

Pertama, menurut sejarawan, dia selalu tersenyum di hadapan para sahabatnya sampai-sampai Abdullah ibn Al-Harits ibn Hazm berkata, “Saya belum pernah melihat orang yang lebih banyak tersenyum daripada Nabi.” ( At-Tirmidzi )

Baca Juga

Kedua, Jarir bin Abdullah berkata: "Rasulullah (damai dan berkah besertanya) tidak pernah menolak izin saya untuk melihatnya sejak saya memeluk Islam dan tidak pernah melihat saya kecuali dengan senyuman" (Sahih Muslim).

Ketiga, selain itu, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Kamu tidak dapat memuaskan orang dengan kekayaanmu, tetapi memuaskan mereka dengan wajah ceria dan akhlak yang baik” (Abu Ya`la dan Al-Hakim; hadits shahih).

Keempat, Abu Dzar meriwayatkan dari Nabi bahwa dia berkata, “Jangan meremehkan perbuatan baik, (sekecil apapun kelihatannya), bahkan jika itu adalah pertemuanmu dengan saudaramu dengan wajah ceria” ( Sahih Muslim ).

Kelima, ️Dan, Nabi SAW berkata, "Senyum untuk saudaramu adalah tindakan amal" (At-Tirmidzi; Dinyatakan Otentik oleh Al-Albani).

️Hebatnya, tersenyum sama dengan membelanjakan uang di jalan Allah, tanpa harus membayar sepeser pun. Ini memang merupakan solusi Nabi SAW bagi mereka yang ingin bersedekah tetapi tidak mampu.

️Ini adalah mata air yang tak ada habisnya, jika kita tahu cara menggunakannya. Jika kita menggunakan senyuman, dengan bijak dan bijaksana, kita bisa memenangkan hati. Mereka akan lebih terbuka dan siap mendengarkan apa yang kita bagikan tentang iman kita yang indah.

Allah Ta'ala berfirman dalam Alquran dalam An Naml 18-19,

حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ.فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

Hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”

Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement