Harga Cabai di Pasar Yogyakarta Tembus Rp 100 Ribu
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Salah seorang pedagang cabai di Pasar Kranggan Yogyakarta sedang memilah cabai yang hendak dijual. | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Belum ada tanda-tanda harga cabai kembali normal, bahkan terus merangkak naik. Di Pasar Kranggan Yogyakarta misalnya, harga tertinggi komoditas ini tembus Rp 100 ribu per kilogram (kg).
Salah satu pedagang di Pasar Kranggan, Bariyah, mengatakan harga cabai khususnya rawit merah terus mengalami lonjakan harga. Harga naik dua kali lipat dari harga normal.
"Rawit merah masih tinggi bahkan naik, sekarang saya jualnya Rp 100 ribu per kgnya. Kalau normal harga kisaran Rp 50 ribu per kg-nya, itu sekitar dua pekan lalu," katanya, Jumat (24/6/2022).
Ia memperkirakan harga cabai akan terus mengalami kenaikan. Pasalnya harga cabai memang terus naik apabila mendekati hari besar.
"Biasanya mendekati hari raya harga cabai memang naik. Misalnya saat Natal lalu harga cabai di sini tembus Rp 120 ribu per kgnya. Jadi harga cabai kemungkinan masih akan naik," katanya.
Sementara itu, Bekti, penjual lain di Pasar Kranggan juga mengatakan harga cabai masih tinggi, bahkan naik. Ia mengatakan kemungkinan kenaikan harga tergantung musim.
"Harganya masih sekitar Rp 90 ribu kalau dijual eceran. Dari pekan lalu naik Rp 10 ribu. Mungkin kenaikan karena banyak petani gagal panen karena cuaca membuat cabai terserang penyakit patek," katanya.
Namun, Bekti mengatakan biasanya kalau masalah musim, stok cabai terbatas jadi harga naik. Ia mempertanyakan kenapa sekarang stoknya banyak namun harganya masih tinggi.
"Kalau hujan kan petani tidak bisa memetik cabai, jadi barang berkurang dan harga jadi naik. Nah anehnya ini stoknya banyak tapi kok mahal harganya," ujar dia.