Jumat 24 Jun 2022 20:30 WIB

Jerman akan Tingkatkan Bantuan untuk Afghanistan

Saat ini satu-satunya hal yang penting terkait Afghanistan adalah kemanusiaan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Orang-orang yang terkena dampak gempa menunggu bantuan di desa Gayan di provinsi Paktia, Afghanistan, 23 Juni 2022. Lebih dari 1.000 orang tewas dan lebih dari 1.500 lainnya terluka setelah gempa berkekuatan 5,9 melanda Afghanistan timur sebelum fajar pada 22 Juni, Bakhtar yang dikelola negara Afghanistan Kantor Berita melaporkan. Menurut pihak berwenang, jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Orang-orang yang terkena dampak gempa menunggu bantuan di desa Gayan di provinsi Paktia, Afghanistan, 23 Juni 2022. Lebih dari 1.000 orang tewas dan lebih dari 1.500 lainnya terluka setelah gempa berkekuatan 5,9 melanda Afghanistan timur sebelum fajar pada 22 Juni, Bakhtar yang dikelola negara Afghanistan Kantor Berita melaporkan. Menurut pihak berwenang, jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID,  BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan, negaranya akan meningkatkan pasokan bantuan untuk Afghanistan yang baru saja dilanda gempa. Lebih dari 1.000 orang sudah dilaporkan tewas akibat bencana tersebut.

"Kami berencana meningkatkan pendanaan untuk mereka lebih lanjut, dan kami akan memberikan lebih banyak bantuan dalam beberapa hari mendatang. Tidak melalui Taliban, tetapi dengan mitra dan lembaga bantuan kami seperti UNICEF dan WHO, yang dapat menjangkau orang-orang secara langsung di lapangan," kata Baerbock, Jumat (24/6), dilaporkan laman Euronews.

Baca Juga

Dia menekankan, saat ini satu-satunya hal yang penting terkait Afghanistan adalah kemanusiaan. "Meskipun krisis lain mendapat perhatian media yang lebih besar, kami tidak melupakan orang-orang di Afghanistan dan kami tahu tentang tanggung jawab khusus kami,” ucapnya.

Otoritas Taliban telah menghentikan proses pencarian korban gempa di Afghanistan. “Operasi pencarian telah selesai, 1.000 orang tewas dan yang luka-luka sekitar 2.000 orang, baik luka berat maupun luka ringan,” kata juru bicara kementerian bencana di pemerintahan Taliban, Mohammad Nassim Haqqani, Jumat.

Dia tidak menjelaskan mengapa pencarian korban dihentikan hanya sekitar 48 jam pasca terjadinya gempa. Namun menurut PBB, operasi pencarian korban dan penyelamatan akan tetap berlangsung.

“Operasi pencarian dan penyelamatan tetap berlangsung dan diperkirakan jumlah korban akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang, seiring dengan jumlah masyarakat yang terkena dampak,” kata Wakil Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan Ramiz Alakbarov.

Operasi penyelamatan pascagempa memang menjadi ujian besar bagi Taliban. Sejak mereka mengambil alih kekuasaan di sana pada Agustus tahun lalu, belum ada satu pun negara yang mengakui pemerintahannya.

Di bawah Taliban, Afghanistan terputus dari banyak bantuan internasional. Hal itu karena sanksi yang diterapkan ke Taliban. Saat ini Afghanistan menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Pada Kamis (23/6) lalu, Jepang, Korea Selatan (Korsel), Taiwan, dan Uni Emirat Arab (UEA) menyampaikan, mereka berencana mengirim bantuan ke Afghanistan. Sementara Pakistan yang bertetangga dengan Afghanistan sudah mulai mengirimkan bantuan.

India, yang memiliki hubungan tegang dengan Taliban, turut mengirim bantuan ke Afghanistan. Sebanyak 27 ton bantuan dalam dua penerbangan diserahkan India ke badan-badan internasional yang beroperasi di Afghanistan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement