Kamis 30 Jun 2022 00:59 WIB

BKKBN Ungkap Solusi Bagi yang Merasa Alat Kontrasepsi Bikin Hubungan Intim Jadi tak Nyaman

Menurut BKKBN, setiap permasalahan dengan alat kontrasepsi, ada solusinya.

Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan memasang alat kontrasepsi jenis implan kepada warga akseptor di Mobil Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Klinik Pratama Edelweiss, Jalan Turangga, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). BKKBN mengungkap setiap masalah terkait alat kontrasepsi, ada solusinya.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan memasang alat kontrasepsi jenis implan kepada warga akseptor di Mobil Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Klinik Pratama Edelweiss, Jalan Turangga, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). BKKBN mengungkap setiap masalah terkait alat kontrasepsi, ada solusinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memberikan tips agar hubungan intim suami-istri tidak terganggu meski sedang menjalani program Keluarga Berencana (KB). Pasalnya, beberapa peserta KB ada yang mengeluh tidak nyaman, bahkan tidak bergairah, untuk melakukan hubungan seksual karena beberapa jenis alat kontrasepsi, terutama yang mengandung anti androgen tinggi, menyebabkan libido menurun.

"Untuk mengatasinya keluhan-keluhan itu, tergantung dengan jenis KB-nya. Misalnya pakai KB hormonal, vaginanya jadi kurang basah sehingga kalau berhubungan seks tidak nyaman, maka bisa ganti dengan KB yang kombinasi estrogen dan progesteron," kata Hasto yang juga dokter kandungan saat dihubungi Antara di Jakarta, ditulis Rabu (29/6/2022).

Baca Juga

Diketahui, KB hormonal sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu KB yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron, dan KB yang hanya mengandung progesteron. Di dalam tubuh perempuan, tingginya hormon estrogen dapat menyebabkan peningkatan gairah aktivitas seksual.

Sebaliknya, tingginya progesteron akan menurunkan gairah seksual. Dengan demikian, penggunaan KB yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron dinilai tepat agar libido dapat kembali ke tingkat normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement