Kamis 30 Jun 2022 23:25 WIB

IDI Bogor Latih Kecakapan 150 Dokter Umum untuk Cegah Kekerdilan

Dokter umum di klinik dan Puskesmas menjadi garda terdepan menyebarkan informasi.

Ketua IDI Cabang Bogor yang juga Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Ketua IDI Cabang Bogor yang juga Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota melatih kecakapan 1 dokter umum di enam kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat dalam pencegahan kekerdilan pada anak untuk mendukung program Jabar zero stunting.

Ketua IDI Cabang Kota Bogor, Ilham Chaidir, Kamis (30/6/2022) mengatakan ratusan dokter itu dilatih untuk memiliki ketrampilan diagnosa dan faktor-faktor penyebab kekerdilan hingga alur sistem rujukan penanganannya. "Setelah pelatihan ini, diharapkan memiliki empat kemampuan dalam masalah pencegahan kekerdilan," ujarnya.

Baca Juga

Ilham menjelaskan kemampuan yang diharapkan terbangun dari pelatihan yang digelar bagi 150 dokter umum faskes tingkat pertama itu yakni kemampuan dan ketrampilan diagnosa serta penanganan masalah kekerdilan di masyarakat, menjadi agen perubahan perilaku. Merek juga bisa menjadi motor penggerak peduli kekerdilan dan menyebarkan pengetahuan dan ketrampilan kepada tenaga kesehatan-tenaga kesehatan di wilayahnya.Mereka yang tergabung dalam IDI wilayah IV Jawa Barat mendapat pelatihan di IPB International Convention Center (IICC), Mal Botani Square, Kota Bogor, Kamis (30/6/2022).

Mereka diharapkan menguasai cara pengukuran antropometri, intervensi aplikatif sederhana penanganan, pengetahuan tentang gizi pada kekerdilan, alur dan sistem rujukan penanganan kekerdilan dan promosi kesehatan cegah kekerdilan. "Mereka dilatih oleh instruktur yg merupakan guru besar dari IDAI," kata Ilham.

Menurutnya, dokter umum di klinik dan Puskesmas menjadi garda terdepan untuk menyebarkan informasi pencegahan kekerdilan di masyarakat, mengingat kekerdilan kerap tidak terdeteksi. "Di pelatihan ini, ada pengukuran antropometri, penyuluhan gizi selama kehamilan dan seribu hari kelahiran untuk mencegah generasi kekurangan gizi atau stunting," katanya.

Turut hadir dalam pembukaan pelatihan itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, Kota Bogor yang juga mencanangkan agenda penurunan prevalensi kekerdilan. Ada beberapa pengukuran prevalensi kekerdilan, di antaranya data yang dikeluarkan Kemenkes RI dan dari bulan penimbangan bayi. 

Dari data bulan penimbangan bayi, tingkat kekerdilan di Kota Bogor kisaran di bawah 10 persen. "Pelatihan ini mengajak dokter umum di Faskes swasta untuk menyamakan langkah mencegah stunting. Sekaligus menyelaraskan dengan target Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan target nasional," katanya.

Dedie berharap dengan langkah-langkah yang diambil mulai dari sosialisasi pencegahan pernikahan usia dini, peningkatan kesehatan calon pengantin dan pelatihan ini bisa terus menurunkan tingkat kekerdilan di Kota Bogor dan Jawa Barat."Dari enam kecamatan, Kecamatan Bogor Selatan yang angka stuntingnya masih tinggi," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement