Jumat 01 Jul 2022 01:35 WIB

Manfaatkan Medsos untuk Lestarikan Budaya

Mempromosikan kebudayaan sendiri sangat diperlukan agar tak diklaim negara lain.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Satria K Yudha
Media sosial bisa dimanfaatkan untuk melestarikan budaya. Ilustrasi
Foto: pixabay
Media sosial bisa dimanfaatkan untuk melestarikan budaya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budaya digital saat ini tengah dihadapkan pada berbagai kondisi akibat globalisasi. Beberapa di antaranya terkait mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan, dan media digital yang lebih banyak menjadi panggung untuk budaya asing.

Dosen STIE Mandala dan PMII Zainul Hasan mengatakan, sejumlah permasalahan itu terjadi karena minimnya pengetahuan akan hak-hak digital, kebebasan berekspresi yang kebablasan, berkurangnya toleransi, dan penghargaan akan perbedaan. Hal tersebut disampaikan Hasan dalam webinar Makin Cakap Digital  wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang digelar belum lama ini.

 

Hasan mengatakan, pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika harus menjadi landasan kecakapan digital. “Perilaku digitalisasi kebudayaan harus maksimal dengan memanfaatkan teknologi informasi komputer (TIK). Selain itu, perlu adanya pengetahuan dasar untuk mencintai produk dalam negeri, serta pengetahuan akan hak-hak digital,” kata dia dalam keterangan yang diterima, Kamis (30/6). 

Dia menegaskan, promosi kebudayaan negeri sendiri sangat diperlukan agar berbagai hal yang membuat kebudayaan hilang tergerus bisa diminimalkan. Dengan demikian, kata Zainul, kebudayaan asli akan tetap lestari serta tak ada kejadian klaim kebudayaan oleh negara lain.

“Agar budaya kita tidak terlupakan dan diklaim negara lain, setiap orang bisa mulai dari diri sendiri dan jangan lupa mempromosikan lewat media digital seperti konten TikTok, Instagram, Twitter dan lainnya,” kata Hasan. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement