Jumat 26 Apr 2024 23:38 WIB

Antisipasi Kejahatan Digital, Kominfo Ajak Generasi Muda Bijak Berinternet

Kominfo luncurkan kampanye "Makin Cakap Digital 2024 Makin Hepii" untuk generasi muda

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah anak mengakses internet wifi gratis yang disediakan oleh Pemdes di Dusun Bandaruka, Desa Karanganyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Sejumlah anak mengakses internet wifi gratis yang disediakan oleh Pemdes di Dusun Bandaruka, Desa Karanganyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak generasi muda untuk bijak dalam berinternet dan berkarya positif di dunia maya. Dengan dua hal itu, literasi masyarakat terhadap bahaya kejahatan digital diharapkan dapat meningkat.

“Penggunaan internet, khususnya sosial media, sangat tinggi di Indonesia, terutama generasi muda bisa  memanfaatkan internet dengan baik," ucap Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo Slamet Santoso di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Sebab itu, pihaknya meluncurkan kampanye "Makin Cakap Digital 2024 Makin Hepii". Ada empat pilar yang pihaknya targetkan melalui kampanye itu, yakni kemampuan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.

"Sehingga generasi muda bisa memanfaatkan internet atau sosial media untuk semakin memberi dampak positif baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya,” ungkap Slamet.   

Tak hanya bertujuan untuk mengedukasi publik agar bisa memanfaatkan internet dengan positif, tahun ini, kampanye itu mengusung tagline Makin Hepii. Lewat tema itu diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakat terhadap bahaya kejahatan digital.

Menurut dia, banyak masyarakat yang tergoda keuntungan instan lantas terjebak dalam judi online, investasi palsu, atau penipuan lainnya. Padahal jika dimanfaatkan dengan tepat, internet bisa menjadi sumber pendapatan yang tidak melanggar hukum.

“Nanti jika diperlukan, kami siap bekerjasama dengan berbagai pihak, misalnya OJK, untuk turut turut mengedukasi masyarakat agar terhindar dari berbagai modus kejahatan dan penipuan di dunia maya,” kata Slamet. 

Berdasarkan data dari Statistika tahun 2023, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Pada periode yang sama, data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut internet diakses oleh lebih dari 215 juta jiwa atau setara 78 persen penduduk Indonesia.

Penetrasi internet yang tinggi di Indonesia telah mengakibatkan meningkatnya aktivitas media sosial dan derasnya arus informasi. Tanpa pemahaman yang baik, hal ini dapat menimbulkan berbagai risiko, seperti penyebaran informasi palsu (hoax), pencurian data pribadi melalui phising, pelanggaran undang-undang ITE, gangguan kesehatan mental, dan masih banyak lagi.

"Karena itu, edukasi literasi digital perlu terus dilakukan oleh Pemerintah bersama dengan dukungan dari berbagai pihak," jelas dia.

Mengutip dari laporan Status Literasi Digital di Indonesia 2023, dalam tiga tahun terakhir tingkat literasi digital Indonesia kian meningkat. Pada 2023, Indonesia berada di level yang terbilang tinggi yaitu 3,65 dari skala 1-5 poin. Hal ini membuktikan bahwa upaya mengedukasi masyarakat agar bisa memanfaatkan internet dengan baik, telah membuahkan hasil

"Namun seiring dengan pesatnya adopsi internet di negeri ini, upaya edukasi literasi digital perlu terus dilakukan agar masyarakat semakin berdaya dan bisa menggunakan internet dengan positif," terang dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement