REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pihak berwenang Ukraina melaporkan rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen dan sebuah resor di dekat pelabuhan Laut Hitam, di Odesa pada Jumat (1/7/2022) waktu setempat. Akibatnya 17 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
"Satu rudal menghantam sebuah gedung sembilan lantai di kota Bilhorod-Dnistrovskyi sekitar pukul 01.00 dini hari," kata kementerian darurat Ukraina. Itu juga menyebabkan kebakaran di gedung toko yang terpasang.
Juru bicara pemerintah daerah Odesa, Serhiy Bratchuk mengatakan, bahwa operasi penyelamatan tengah berlangsung karena beberapa orang masih terkubur di bawah reruntuhan setelah sebagian bangunan runtuh. "Rudal lain menghantam fasilitas resor, menewaskan sedikitnya tiga orang termasuk seorang anak dan melukai satu orang lagi," kata Bratchuk.
Kantor berita Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi rincian insiden tersebut. Ini adalah tragedi terbaru dalam rentetan serangan rudal Rusia ke wilayah Ukraina. Pasukan darat Rusia terkonsentrasi di kawasan industri timur Ukraina, Donbas.
Pasukannya memiliki memiliki lebih dari dua kali lipat jumlah serangan rudal di seluruh negeri dalam dua pekan terakhir. Menurut seorang brigadir jenderal Ukraina, Moskow menggunakan rudal era Soviet yang tidak akurat untuk lebih dari setengah serangannya.
Ribuan warga sipil telah tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Moskow membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan hanya menyerang infrastruktur militer dalam "operasi khusus" untuk membasmi kaum nasionalis yang berbahaya.
Serangan terbaru Jumat terjadi setelah Rusia pada Kamis (30/6/2022) mengatakan telah memutuskan untuk menarik diri dari wilayah Snake Island. Menurut Rusia ini adalah isyarat niat baik untuk menunjukkan bahwa Moskow tidak menghalangi upaya PBB untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina.
Ukraina mengatakan telah mengusir pasukan Rusia dari singkapan Laut Hitam setelah serangan artileri dan rudal. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji kemenangan strategis tersebut.
"Itu belum menjamin keamanan. Belum menjamin bahwa musuh tidak akan kembali," katanya dalam video pidato malamnya Kamis. "Tapi ini secara signifikan membatasi tindakan penjajah. Langkah demi langkah, kami akan mendorong mereka kembali dari laut kami, tanah kami dan langit kami," imbuhnya.
Menurut Zelenskyy, pasukan Ukraina berjuang bertahan di kota Lysychansk. Gubernur regional Serhiy Gaidai mengatakan, artileri Rusia ditembakkan dari arah yang berbeda sementara tentara Rusia mendekat dari beberapa sisi.
"Keunggulan dalam kekuatan tembakan penjajah masih sangat banyak buktinya," kata Zelenskiy. "Mereka hanya membawa semua cadangan mereka untuk menyerang kita."
Pasukan Rusia berusaha mengepung Lysychansk sejak mereka merebut Sievierodonetsk, di seberang Sungai Donets Siverskyi, pekan lalu setelah pertempuran sengit selama beberapa pekan. Di Sievierodonetsk, penduduk telah muncul dari ruang bawah tanah mereka dan menyaring puing-puing kota mereka yang hancur saat mereka ingin membangun kembali.
"Hampir semua infrastruktur kota hancur. Kami hidup tanpa gas, listrik, dan air sejak Mei," kata Sergei Oleinik, seorang warga berusia 65 tahun kepada Reuters. "Kami senang ini berakhir, dan mungkin segera rekonstruksi akan dimulai, dan kami akan kembali ke kehidupan yang kurang lebih normal."