REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Mahasiswa Lampung menggelar aksi unjuk rasa solidaritas kerusuhan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), di depan Mapolda Lampung, Selasa (2/12). Dua polisi yang mengamankan aksi terpaksa dilarikan ke rumah sakit, karena terbakar saat keranda mayat disulut api.
Dua anggota polisi yang menjadi korban yakni, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Tontowi Darsah dan Komandan Kompi Dalmas Brigadir Polisi Sunandar. Tontowi mengalami luka bakar di paha kaki, sedangkan Sunandar Wajahnya tersulut api, saat mahasiswa menyiram keranda mayat dengan bensin.
Mahasiswa yang mendemo polda Lampung berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Lampung, dan Liga Mahasiswa Nasional Demokrat (LMND). Tiga lembaga mahasiswa ini, berdatangan ke polda secara tidak bersamaan, namun di lokasi unjuk rasa mereka melebur diri.
Mahasiswa menyatakan polisi jangan bersikap represif terhadap aksi yang terjadi di berbagai daerah. Mahasiswa menilai tindakan polisi dalam kasus Bima dan Mesuji Lampung, sudah diluar ketentuan yang berlaku. "Kami mengecam tragedi Bima dan Mesuji Lampung," ungkap Yadi, salah seorang mahasiswa yang aksi.
Tidak puas dengan berorasi di depan pintu masuk Polda Lampung, mahasiswa membakar keranda mayat yang sudah disiapkan. Api menyulut di keranda mayat. Sementara seorang lagi menyiramkan bensin ke keranda mayat lainnya. Saat itulah, dua polisi yang mengamankan aksi mahasiswa secara dekat terkena jilatan api.
Awalnya aksi solidaritas untuk Bima ini digelar HMI. Namun, tak berapa lama muncul aksi serupa dari IMM berjumlah ratusan, kemudian datang lagi LMND dengan puluhan orang. Tuntutan aksi tiga lembaga mahasiswa ini sama maka mereka melebur jadi satu.
Aksi mahasiswa ini sempat tegang dengan petugas polisi yang mengamankan mereka. Polisi yang berniat memadamkan api di keranda mayat tersebut dicegah mahasiswa, terjadilah aksi saling dorong. Saat itulah, dua polisi terkena sulutan api yang menyala.
Kapolresta Bandar Lampung, AKBP M Nurcohman, mengatakan pihaknya akan mencari pembakar keranda mayat tersebut saat aksi unjuk rasa dan menindaknya secara tegas sesuai hukum. Sebab, ia yang turut mengamankan aksi mahasiswa ini, mengetahui persis tindakan mahasiswa yang sudah mengarah anarkis.