REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan di Pulau Madura, Jawa Timur melibatkan TNI-Polri guna membantu vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah itu yang kian meluas akhir-akhir ini. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan (Disnak) Bangkalan, Ali Makki, pelibatan personel TNI dan Polri itu untuk menyiasati capaian vaksinasi.
"Kalau mengandalkan tenaga penyuluh kesehatan yang ada di Bangkalan, maka rasanya sulit vaksinasi PMK di daerah ini bisa tercapai," katanya di Bangkalan, Jumat (8/7/2022).
Ali menjelaskan, dokter yang ada di Bangkalan hanya delapan orang. Sedangkan jumlah desa sebanyak 281 desa/kelurahan, tersebar di 18 kecamatan. Jika hanya ditangani oleh delapan dokter hewan yang ada, maka satu dokter harus menangani sekitar 35 desa.
Minimal, sambung dia, jumlah dokter hewan sesuai dengan jumlah kecamatan, yakni 18 orang. Namun, itu belum ideal karena sehingga pada rapat koordinasi dengan Pemerintah Jawa Timur beberapa waktu lalu, Pemkab Bangkalan meminta agar ada petugas tambahan.
"Solusi yang disampaikan Pemprov Jatim dengan menerjunkan petugas tambahan dari TNI-Polri yang akan dibekali dengan pelatihan untuk membantu penanganan PMK di seluruh kabupaten/kota," katanya.
Dengan demikian, sambung Ali, personel TNI-Polri yang hendak diperbantukan telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh tim dokter hewan Pemprov Jatim. Jumlah populasi sapi di Kabupaten Bangkalan saat ini sebanyak 260 ribu ekor lebih, tersebar di 18 kecamatan.
Jumlah itu meningkat dibanding dua tahun lalu. Sebab, pada 2020, Dinas Peternakan Pemkab Bangkalan merilis jumlah populasi sapi sebanyak 259.923 ekor. Sedangkan jumlah sapi yang dilaporkan sakit terserang penyakit seperti wabah PMK sebanyak 5.157 ekor.