Sabtu 09 Jul 2022 15:39 WIB

Putin Peringatkan Sanksi Dapat Menimbulkan Bencana Pasar Energi Global

Putin menegaskan Rusia belum memulai serangan serius terhadap Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ilham Tirta
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin memperingatkan, sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dapat menyebabkan kenaikan harga dan bencana di pasar energi global. Berbicara pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan pejabat senior pemerintah di Moskow, Putin mengatakan, sektor bahan bakar dan energi Rusia cukup stabil meski ada sanksi.

"Kestabilan bahan bakar dan energi ini dicapai terutama karena langkah-langkah untuk mendukung dan mengembangkan industri, memperkuat kemandirian teknologi, meningkatkan kedalaman pemurnian minyak dan gas, serta reorientasi operasional pasokan ekspor," kata Putin, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (9/7/2022).

Baca Juga

Putin mengakui, sanksi yang dijatuhkan oleh Barat berdampak bagi Rusia, namun tidak terlalu signifikan. Sanksi justru menyebabkan lebih banyak kerusakan pada negara-negara yang memberlakukannya.

Putin mengatakan, perusahaan Rusia melanjutkan pengiriman hidrokarbon. Putin meminta pemerintah bersiap menghadapi kemungkinan embargo minyak dalam paket sanksi baru Uni Eropa.

"Kami melihat Barat berusaha memaksa negara-negara pengekspor minyak lain untuk meningkatkan volume produksinya. Tapi pasar energi global sangat tenang, bahkan stabil," kata Putin.

Putin mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengerjakan pengembangan infrastruktur kereta api, kelautan, dan pipa untuk pasokan minyak serta produk minyak Rusia ke negara-negara sahabat. Pada Kamis (7/7/2022), Putin mengatakan, Moskow masih terbuka untuk pembicaraan damai dengan Ukraina. Namun menurut Putin, prospek negosiasi akan semakin redup jika konflik terus berlarut-larut.

"Kami tidak menolak pembicaraan damai. Tetapi mereka yang menolaknya harus tahu bahwa semakin jauh (konflik berjalan), maka semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kami," ujar Putin.

Rusia menuduh Barat mengobarkan perang proksi untuk melawannya dengan menjatuhkan sanksi yang memukul ekonomi Moskow. Termasuk meningkatkan pasokan senjata canggih ke Ukraina. Putin mengatakan, Rusia belum mengerahkan seluruh kekuatannya dalam operasi militer khusus di Ukraina.

"Semua orang harus tahu bahwa, pada umumnya, kami belum memulai apa pun dengan sungguh-sungguh," ujar Putin.

Putin menuduh Barat melakukan agresi selama puluhan tahun terhadap Moskow. Dia memperingatkan, Barat boleh saja mencoba mengalahkan Rusia di medan perang, tetapi ini akan membawa tragedi bagi Ukraina.

"Kami telah mendengar berkali-kali bahwa Barat ingin melawan kami. Ini adalah tragedi bagi rakyat Ukraina, tetapi tampaknya semuanya menuju ke arah ini," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi kepada para pemimpin parlemen.  

Putin mengatakan, upaya Barat untuk menahan Rusia telah gagal. Putin mengakui bahwa, sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Moskow telah menyebabkan kesulitan, tetapi tidak dalam skala besar.

Politisi Moskow, Sergei Mironov dari Partai A Just Russia, mendorong Putin mendirikan sebuah badan khusus untuk memfasilitasi integrasi dengan wilayah Ukraina yang telah diduduki oleh Moskow. Putin mengatakan, gagasan itu akan dibahas lebih lanjut.  

Sejak menyerang Ukraina pada 24 Februari, pasukan Rusia telah merebut sebagian besar wilayah Ukraina, termasuk menyelesaikan perebutan wilayah timur Luhansk, pekan lalu. Tetapi kemajuan Rusia jauh lebih lambat daripada yang diperkirakan banyak analis.

Rusia juga dipukul mundur dalam upaya awal untuk merebut Ibu Kota, Kiev dan Kota Kharkiv. Prospek kompromi tampak jauh ketika Ukraina berencana mengusir Rusia dari semua wilayah yang telah direbutnya. 

Kepala negosiator Ukraina, Mykhailo Podolyak, menolak gagasan Putin tentang rencana yang diarahkan terhadap Rusia oleh Barat. "Tidak ada rencana 'Barat kolektif'. Hanya tentara-z tertentu yang memasuki Ukraina yang berdaulat, menembaki kota-kota dan membunuh warga sipil. Segala sesuatu yang lain adalah propaganda primitif. Itu sebabnya mantra Putin tentang 'perang sampai Ukraina terakhir' adalah bukti lain dari genosida Rusia yang disengaja," ujar Podolyak.

Podolyak mengatakan, permintaan Ukraina untuk melanjutkan pembicaraan akan mencakup gencatan senjata, pnarikan pasukan Z, pengembalian parga yang diculik, ekstradisi penjahat perang. Mekanisme reparasi, dan pengakuan hak kedaulatan Ukraina.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement